Selasa 12 Feb 2019 03:00 WIB

Kecamatan Dekat Bandara Ini Paling Miskin di Kota Tangerang

Pemkot Tangerang telah mendorong agar setiap lingkungan memiliki kampung tematik.

Rep: Bayu Adji/ Red: Muhammad Hafil
Kemiskinan, ilustrasi
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Kemiskinan, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Sekitar 4,9 persen sekitar 2 juta penduduk Kota Tangerang masih hidup di bawah garis kemiskinan. Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Tangerang Masiati mengatakan, Kecamatan Neglasari dianggap sebagai wilayah paling miskin di Kota Tangerang.

"Kecamatan Neglasari banyak. Tapi bukan Neglasari saja. Ada juga di Kecamatan Karawaci," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Senin (11/2).

Menurut dia, adanya bandara internasional tak berpengaruh banyak dalam mengentaskan kemiskinan di wilayah itu. Ia mengakui, keberadaan Bandara Soekarno-Hatta (BSH) memang menambah pendapatan asli daerah (PAD) Kota Tangerang. Namun, masih sedikit dampak langsung dari bandara kepada masyarakat sekitar.

Masiati mengatakan, Pemerintah Kota Tangerang terus berusaha mengurangi angka kemiskinan. Namun, hal itu tak bisa maksimal jika hanya mengandalkan Dinsos.

Ia menegaskan, sumber kemisinan itu berasal banyak aspek, di antaranya saja pendidikan, kesehatan, dan sosial. Karena itu, untuk mengentaskan kemiskinan harus dilakukan kerja sama antarlembaga.

"Kita berusaha mengurangi. Kalau untuk menuntaskan sama sekali itu memerlukan waktu panjang," kata dia.

Camat Neglasari Ubaidillah mengklaim, jumlah masyarakat miskin di wilayahnya semakin berkurang dari tahun ke tahun. Namun, ia tak memiliki data pasti jumlah penduduk miskin di wilayahnya.

Ia menjelaskan, program pengentasan kemiskinan juga dilakukan oleh Pemkot Tangerang, salah satunya dengan melakukan bedah rumah yang tidak layak huni. "Selama lima tahun itu sudah banyak yang diintervensi, salah satunya dengan bedah rumah. Sudah ada 1.173 rumah dari 2015," kata dia.

Selain itu, Kecamatan Neglasari juga melakukan program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) yang diinisasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PURP). Karena itu, ia mengklaim, jumlah rumah tak layak huni di wilayahnya sudah jauh berkurang.

"Tinggal bagaimana kita melakukan pemberdayaannya," kata dia.

Untuk melakukan pemberdayaan, lanjut dia, Pemkot Tangerang telah mendorong agar setiap lingkungan memiliki kampung tematik. Menurut dia, hingga saat ini sudah ada puluhan kampung tematik di Kecamatan Neglasari, Kampung Rukun, Kampung Tehyan, dan Kampung Sakura.

Sebelumnya, Wakil Wali Kota Tangerang Sachrudin mengatakan, Pemkot Tangerang telah memiliki banyak program untuk mengentaskana kemiskinan, terutama program bantuan untuk warga yang kurang mampu. "Pemerintah Kota Tangerang telah melakukan upaya-upaya kongkret melalui kebijakan program penanggulangan kemiskinan yang tersebar di berbagai OPD," kata dia.

Ia mencontohkan, program Jabat Sehat atau Jaminan Pengobatan Kesehatan Kota Tangerang yang telah menjamin layanan kesehatan yang paripurna bagi masyarakat Kota Tangerang. Selain itu, ada juga program Bedah Rumah yang telah berhasil membangun 5.872 rumah warga kurang mampu.

"Untuk menjamin pendidikan yang berkualitas Pemerintah Kota Tangerang melalui program Tangerang Cerdas juga telah membebaskan biaya SPP di 641 sekolah daei tingkat SD-SLTP baik negeri maupun swasta," terangnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement