REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Dampak kenaikan harga tiket pesawat dirasakan para pengusaha tur dan travel di Kota Bandar Lampung. Para pelanggan usaha tur dan travel mengakui terjadi penurunan pemesanan tiket pesawat setelah adanya kenaikan harga tiket pesawat.
Para pengusaha biro tur dan travel mengakku pemesanan tiket pesawat anjlok 50 hingga 70 persen. Agen biro perjalanan tidak bisa berbuat banyak, karena kenaikan harga tiket sangat riskan dengan jumlah pemesanan dan kunjungan wisatawan, serta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Pemilik Adiyatama Tour and Travel yang berada di Kota Bandar Lampung, Adi Susanto mengatakan, sudah jelas kalau tarif atau harga tiket pesawat mengalami kenaikan akan terjadi penurunan pemesanan tiket di agen atau biro tur dan travel. “Beberapa bulan ini penurunan mencapai 70 persen lebih sehingga sangat berat dala menjalankan usaha di tarvel agent,” kata Adi Susanto kepada Republika di Bandar Lampung, Senin (11/2).
Menurut Adi, yang juga sekretaris ASITA Lampung, dampaknya cukup besar terhadap usaha tur dan travel. Banyak orang yang sekarang malas bepergian karena tingginya harga tiket, juga UMKM yang menyiapkan oleh-oleh dan suvenir juga merasakan dampaknya.
Usaha biro perjalanan, salah satunya didominasi penjualan tiket. "Sejak kenaikan harga tiket pesawat berbagai maskapai penerbangan, jumlah pelanggan usaha tur dan travel mengalami penurunan yang tajam," ujar Adi.
Dibandingkan sebelum kenaikan harga tiket, pelanggan usaha biro perjalanannya tidak dapat dihitung lagi. Sejak kenaikan tiket, jumlah pemesanan tiket hanya paling tinggi 10 orang per hari.
Padahal, ungkap dia, usaha biro perjalanan sudah dikepung penjualan secara online melalui aplikasi. “Sungguh memukul usaha kami di travel agent, dampak kenaikan tiket akan terjadi pemutuhan hubungan kerja kepada pegawai karena tidak sanggup bayar gajinya,” katanya.
Kenaikan harga tiket juga dirasakan terjadi penurunan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Lampung. Pasalnya, hal tersebut diketahui dengan merosotnya paket-paket wisata yang ditawarkan biro perjalanan di Lampung.
“Sekarang pengunjung malas bepergian karena paketnya sudah mahal,” ujar Sarman, salah seorang pendamping wisatawan.
Ia mengatakan banyak biro perjalanan untuk mengusahakan berputarnya usaha sudah sulit sekarang ini, apalagi ditambah harga tiket pesawat naik, bagasi pesawat berbayar, dan juga paket wisata tidak dapat dinaikkan, karena pelanggan akan mengeluh.
Belum lagi usaha mikro kecil dan menengah yang ada di Lampung juga mengeluhkan merosotnya omset penjualan, gara-gara bagasi pesawat sekarang bayar. “Kalau dulu orang belanja oleh-oleh banyak tidak berbatas, sekarang dibatasi, jadi penjualan merosot,” katanya.