REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, mencatat selama 10 hari terjadi 16 kali longsor dan beberapa bencana alam lain karena intensitas hujan yang tinggi.
"Kami mencatat sampai 10 Februari 2019 ada 16 kali bencana longsor. Ini menunjukkan peningkatan," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan Agus Mauludin, Senin (11/2).
Menurut Agus, bencana itu diakibatkan intensitas hujan di Kuningan yang mulai tinggi, sehingga tanah mudah gembur dan mengakibatkan longsor. Untuk longsor yang terjadi, ada yang skala kecil sampai sedang, namun bencana itu tidak menimbulkan korban jiwa.
"Material longsor mengakibatkan jalan penghubung desa dan kecamatan tertutup. Namun kami pastikan tidak ada korban jiwa," ujarnya.
Agus mengatakan dalam 10 hari ada sebanyak 31 kejadian bencana alam, baik itu berupa tanah longsor, pergerakan tanah, banjir, angin puting beliung, dan sambaran petir. "Bencana ini meningkat dua kali lipat dibandingkan bulan sebelumnya, karena intensitas hujan sudah tinggi," tuturnya.
Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jatiwangi, Majalengka, Ahmad Faa Iziyn mengatakan Kabupaten Kuningan pada bulan Februari memasuki puncak musim hujan dan potensi hujan akan lebih signifikan yaitu bisa mencapai 300-500 Mm per bulan.
"Selama bulan ini hujan akan terus mengguyur dengan intensitas yang tinggi, dikarenakan memang merupakan puncak musim hujan," katanya
Faiz menuturkan dengan intensitas hujan tinggi, ia mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah bukit atau pegunungan akan bencana longsor, tanah amblas dan lainnya. "Kita harus waspada bencana yang bisa terjadi selama puncak musim hujan, terutama mereka yang bertempat tinggal di daerah rawan akan bencana seperti longsor, tanah bergerak dan banjir, agar terus waspada," ujarnya.