Senin 11 Feb 2019 22:18 WIB

Penjelasan Mengapa Semut Disebutkan dalam Alquran

Salah satu jenis serangga yang menarik penelitian ilmuwan adalah semut.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Semut
Foto: Flickr
Semut

REPUBLIKA.CO.ID, Semut merupakan salah satu hewan yang diabadikan dalam Alquran bahkan menempati surah tersendiri yaitu Surah an-Naml. Dalam surah tersebut juga disebutkan semut adalah hewan yang sempat berkomunikasi dengan Nabi Sulaiman AS. 

Alkisah, di tengah perjalanan, Nabi Sulaiman dan pasukannya memasuki sebuah lembah. Di lembah itu ada banyak sarang semut. Melihat banyaknya pasukan yang dibawa Nabi Sulaiman as, para semut pun ketakutan. Mereka khawatir terinjak-injak pasukan besar itu. 

Jirsan, raja semut yang berasal adari Bani Syishibban berkata pada semut yang lain, ''Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari." (QS an-Naml [27]: 18).  

Mengutip Buku Pintar Sains dalam Alquran karya Nadiah Thayyarah, pada masa lalu,  ilmuwan meyakini bahwa kehidupan binatang yang termasuk kelompok serangga berjalan atas dasar insting belaka, dan bukan berdasarkan suatu sistem perilaku yang teratur dan tertib. 

Namun setelah dicapainya kemajuan dan perkembangan pengetahuan tentang dunia serangga, yang didasarkan pada ilmu fisiologi yang membahas fungsi setiap anggota tubuh yang dimilikinya, juga ilmu genetika, para ilmuwan mendapatkan bahwa kehidupan serangga berjalan di atas dasar fungsi-fungsi tertentu, sesuai dengan sifat genetika yang mengatur perilakunya. 

Salah satu jenis serangga yang menarik penelitian mereka adalah semut. Di mana jenis serangga ini memiliki sistem kehidupan yang tertib yang membatasi perilaku tiap-tiap anggota masyarakatnya. 

Untuk tempat tinggalnya, semut biasanya hidup secara berkelompok di suatu tempat tertentu. Di mana terkadang, sekelompok semut bisa memenuhi satu lembah yang luas sebagai tempat tinggal mereka.

Mereka hidup karena kerjasama di antara sesama anggota kelompok. Ketika mereka dihadapkan pada rintangan yang berupa air, misalnya, maka semut-semut yang muda, khususnya yang jantan dan memiliki badan yang kuat akan membangun suatu jembatan dengan cara mengaitkan kaki mereka masing-masing. 

Sehingga semut-semut yang lemah dan terluka serta yang sudah tua atau masih kecil, bisa melewati rintangan itu dengan selamat. Pembuatan jembatan ini adalah merupakan perintah dari seorang ratu semut yang memimpin kerajaan mereka.

Kerajaan semut pun terdapat yang anggota-anggotanya bertugas untuk memberikan masukan kepada ratu, dalam menetapkan setiap keputusan yang akan diambilnya, terlebih pada saat-saat genting.

Di kerajaan semut ini, yang menjadi pemimpin adalah semut betina dan bukan semut jantan. Karenanya mereka hanya memiliki ratu, dan tidak memiliki raja. 

Fenomena ini, merupakan hal yang biasa terjadi dalam kelompok serangga. Adapun sebabnya, dikarenakan bentuk tubuh sang ratu yang besar dan peranan penting yang dimainkannya. Di mana serangga jantan memiliki peranan yang kurang penting dibanding peranan serangga betina.

Semut betina memiliki tugas antara lain, mendidik, menjaga, dan mengawasi pertumbuhan anak-anaknya serta menyiapkan dan menyimpan persedian makanan. 

Adapun jantannya, hanya bertugas untuk mempertahankan dan membela kehidupan mereka. Untuk itu, mereka akan mendapatkan imbalan dengan dipenuhinya semua kebutuhan pokok mereka tanpa harus berpayah-payah bekerja. Semua ini berjalan berdasarkan perintah dari ratu dan para pembantunya.

Tentunya, interaksi yang terjadi antara sesama semut membutuhkan suatu media komunikasi. Dan sesuai penelitian, terdapat bukti bahwa semut ini mempunyai bahasa yang mereka gunakan untuk saling berkomunikasi di antara sesama mereka, sehingga kehidupan mereka bisa berjalan secara teratur dan tertib.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement