REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kapasitas Terminal Bandara Minangkabau Padang ditingkatkan menjadi 5,7 juta penumpang per tahun pada akhir 2019. Saat ini, kapasitas BIM 2,7 juta penumpang per tahun.
"Sebetulnya program pengembangan terminal itu menjadi 5,7 juta penumpang per tahun hingga 2030, tapi kami mulai menyelesaikannya tahun ini," kata General Manager Bandara Minangkabau Dwi Ananda, Senin (11/2).
Ia mengatakan pengembangan kapasitas tetap dilakukan, meskipun saat ini terjadi penurunan penumpang sebesar 30 persen atau 2.000 penumpang setiap harinya.
"Jadi untuk infrastruktur ini tidak ada yang cuma-cuma, sesuai perintah Direktur Utama atau Manajemen Angkasa Pura II tidak ada satupun infrastruktur yang dihentikan. Kalau sekarang kita hentikan suatu saat jumlah penumpang akan naik," katanya.
Asita akan Gelar Aksi di Istana Terkait Harga Tiket Pesawat
Untuk sisi udara, lanjut dia, saat ini sednag menyelesaikan perluasan parkir pesawat (apron) dari semula hanya bisa memuat tujuh pesawat menjadi 14 pesawat. Kemudian, untuk pelapisan (overlay) pelapisan landasan pacu pesawat,akan dimulai tahun ini.
"Untuk apron, kita tinggal koordinasi verifikasi dari Kementerian Perhubungan, sementara runway karena 'window time'-nya cuma empat jam, pengerjaannya setahun," katanya.
Hingga November 2018, jumlah penumpang di Bandara Minangkabau mencapai hampir empat juta, yakni 3,8 juta penumpang, sehingga diperlukan perluasan terminal dari 20.568 meter persegi menjadi 26.840 meter persegi.
Selain itu, pengembangan terminal kargo 3.677 meter persegi, area parkir 49.11 meter persegi, parkir inap 5.125 meter persegi.