Selasa 12 Feb 2019 11:05 WIB

Direktur IBL: Pemeriksaan Pemain Asing Sudah Ketat

Seluruh pemain asing di IBL mendapatkan perlakuan yang sama.

Direktur IBL, Hasan Gozali
Foto: Republika TV/Fakhtar Khairon Lubis
Direktur IBL, Hasan Gozali

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Liga Bola Basket Indonesia (IBL) Hasan Gozali menyatakan, pemeriksaan fisik, termasuk tinggi, berat dan lainnya, seluruh pemain asing di IBL dilakukan dengan akurat sesuai peraturan. Semua pemain impor yang datang pasti telah menjalani pemeriksaan.

"Termasuk mengukur tinggi badan. Proses itu dilakukan oleh pihak medis yang disaksikan perwakilan IBL serta utusan klub," ujar Hasan, Senin (11/2).

Hasan melanjutkan, dengan proses yang terbuka seperti itu, seharusnya pihak klub percaya bahwa para pemain asing yang berlaga di IBL bersih dari kondisi-kondisi ilegal. Apalagi, seluruh rekam medis termasuk data pemain tersimpan rapi di berkas rumah sakit rekanan IBL. "Catatan dan datanya ada semua. Jadi tidak etis ketika ada pihak yang meminta untuk mengukur ulang pemain asing di IBL," kata dia.

Hasan kembali menekankan bahwa seluruh pemain asing di IBL mendapatkan perlakuan yang sama, baik yang datang di awal musim atau pun di tengah-tengah kompetisi.

Soal postur pemain asing di IBL yang tidak memenuhi syarat menyeruak ketika guard anyar Hangtuah Bryquis Perine terpaksa dipulangkan pada Ahad (10/2) karena tingginya (sekitar 190 centimeter berdasarkan rilis IBL) melebihi sekitar dua centimeter dari ketentuan seorang small man yang maksimal 188 centimeter.  Bryquis sudah tampil di satu laga IBL Pertamax 2018-2019 untuk Hangtuah tepatnya di seri ketujuh menghadapi Stapac, Jumat (8/2) di Malang.

Hasan meluruskan informasi mengenai tampilnya Bryquis dalam laga kontra Stapac. Menurut dia, Bryquis dapat bermain karena dia tiba menjelang pertandingan. Begitu pula sampai di Malang, pihak IBL langsung melakukan pengukuran fisik.

"Waktu itu wakil Stapac juga menyaksikan dan tahu situasinya. Namun gim sudah mau mulai dan kami putuskan dia dapat bermain sambil kami mencari solusi. Stapac tak mempermasalahkan ini. Setelah itu baru diputuskan kami membatalkan kehadiran Bryquis di IBL. Seandainya dia sampai setidak-tidaknya sehari sebelum pertandingan itu, mungkin dia tidak akan bermain," jelas Hasan.

Buntut kejadian Bryquis, pihak Pelita Jaya Basketball sudah melayangkan permintaan resmi kepada IBL untuk melakukan pengecekan tinggi badan terhadap pemain impor Stapac Jakarta Kendal L Yancy yang bergabung pada bulan Desember 2018. Ia mulai berlaga sejak seri kedua. Pelita Jaya curiga postur pemain Amerika Serikat itu juga tidak sesuai regulasi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement