REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Sekretaris PT Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta Muhammad Kamaluddin mengatakan pihaknya berharap tingkat komponen dalam negeri (TKDN) untuk pembangunan MRT ke depan akan lebih meningkat terutama pada fase II. Saat ini, penggunaan komponen dalam negeri masih belum mendominasi pada pembangunan MRT fase I pada jalur Bundaran hotel Indonesia ke Lebak Bulus dan sebaliknya.
"Sekarang sekitar antara 30 persen dan 60 persen tergantung dari komponennya. Kalau komponen infrastruktur sekitar 30 persennya seperti jembatan dan rel, tapi kalau untuk sistem memang masih cukup tinggi antara 60 dan 80 persen (penggunaan komponen luar negeri). Untuk kereta seperti ini 60 persen dari luar negeri," kata Kamaluddin di Jakarta, Senin (11/2).
Kamaluddin mengatakan pihaknya akan melihat komponen-komponen yang bisa diproduksi dalam negeri nantinya. "Harapan ke depan ini bisa semakin meningkatkan porsi Indonesia bisa semakin tinggi dan porsi impor semakin berkurang," tuturnya.
Baca juga, Groundbreaking Fase II MRT Dikhawatirkan Molor
Pembangunan MRT fase II Bundaran Hotel Indonesia (HI)-Kota masih menunggu keputusan dari Kementerian Sekretariat Negara untuk segera melakukan peletakan batu pertama tanda dimulainya pembangunan (groundbreaking). Molornya peletakan batu pertama ini terkait jalur MRT yang melalui istana negara.
Dengan kereta MRT, perjalanan dari Bundaran Hotel Indonesia (HI) hingga Lebak Bulus dapat ditempuh dalam waktu 30 menit. Jarak antara Bundaran HI-Lebak Bulus 16 kilometer. Sementara, perjalanan dari Bundaran HI ke Dukuh Atas hanya memerlukan waktu satu hingga dua menit dengan jarak 300 meter.
Hingga 25 Januari 2019, proyek Moda Raya Terpadu (MRT) Fase I antara Lebak Bulus dan Bundaran Hotel Indonesia sudah mencapai 98,59 persen. MRT diharapkan menambah alternatif transportasi massal yang ada di Jakarta.