REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Garis pojok pintu berbatas langsung dengan tempat wudhu Mushola Miftahul Huda menjadi sandaran anak perempuan bergaun setengah betis. Gadis cilik salah satu santri mushola itu sudah terdiam dengan tatapan penuh imajinasi sedari siang dan enggan berpindah dari tempat duduknya.
Ternyata bayang-bayang masa depannya tengah ia rangkai. Namanya Sagita (9) anak semata wayang Mas Paino, salah satu mustahik penerima manfaat zakat dari Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN untuk diproduktifkan bersama masyarakat Kampung Qur’an Rukem, Purworejo, binaan PPPA Daarul Qur’an.
Mendekat mengurai tanya, dengan lirih Sagita mengucap keinginannya menjadi seorang guru yang hafal Alqur’an. Momok keraguan jelas tergambar dari getaran bibirnya mengingat kondisi orangtuanya yang saban hari kerja sebagai buruh serabutan di sekitaran kampung.
Jauh berbeda dengan tatapan bahagia bapaknya. Senyum sumringah dan candaan khas kampung terus terurai selama Paino berbenah menyiapkan seluruh keperluan acara Tasyakuran dan Peresmian Program Pemberdayaan Masyarakat Budidaya Kambing yang akan dikelola penuh oleh jamaah Mushola Miftahul Huda. Acara yang digelar pada Sabtu (9/2) lalu sudah Mas Paino dan masyarakat siapkan sejak dua bulan lalu.
Empat bangunan kandang di lahan seluas 2.000 meter persegi buatan warga sanggup menampung 150 ekor lebih kambing dan domba kini hampir seluruhnya berdiri. Beberapa kandang pun sudah mulai terisi bibit-bibit kambing yang siap menjadi bagian dari rejeki mereka ke depannya. Budidaya ratusan kambing ini adalah jawaban dari doa Paino dan masyarakat Kampung Qur’an Rukem sebagai tabungan masa depan putra-putri mereka, termasuk Sagita.
“Kleresan niki, kulo senajan sampun umur (sepuh) tasih remen ngarit kagem olahraga mbak,” tutur Mbah Min sesepuh Kampung Qur’an Rukem. Baginya, manfaat dana zakat dari pegawai PT. PLN (Persero) justru membuatn Mbah Min bahagia karena bisa olahraga saat menyiangi rumput untuk pakan kambing.
Masa tua Mbah Min bersama anak cucu di kampung halaman dinikmati dengan rutinitas yang membuatnya tetap semangat menghabiskan waktu senggang, bertambah segala aktivitas yang diikhtiarkan untuk mendukung masyarakat untuk menghafal Al-Qur’an.
Tidak hanya sampai di mustahik dan keturunannya, program pembudidayaan kambing ini juga memperluas kebermanfaatan kepada masyarakat setempat. Optimalisasi lahan penggemukan, kebutuhan kayu, material kandang, hingga stok rumput pakan juga turut menebar rejeki untuk masyarakat sekitar.
“Terima kasih dan mohon doa restunya, semoga zakat yang telah kami terima bisa bermanfaat sampai anak cucu kita, terutama nanti kalau mereka sudah saya wafat,” ucap Pak Sudiyo yang biasa dipanggil Pak Kaum dalam sambutannya mewakili masyarakat setempat.
Besar harapan Bapak Nanang Ismuhartoyo, mewakili pengurus PPPA Daarul Qur’an agar program ini terus berkembang dan membawa keberkahan. Begitu pula dengan harapan Bapak Martono Ketua 2 YBM PLN yang bertugas menyalurkan zakat dari pegawai PT. PLN (Persero) di seluruh Indonesia. Menurutnya, keberkahan zakat ini juga turut berputar kepada pegawai PT. PLN (Persero) dengan sucinya penghasilan yang mereka terima setelah menuntaskan kewajiban membayar zakat.
Peresmian program ini dilakukan dengan sesi potong tumpeng dan penyerahan bibit kambing secara simbolis oleh Bapak Martono dan Bapak Nanang kepada Bapak Sudiyo. Acara ditutup dengan safari program dan pengajian tasyakuran di malam harinya bersama Ustadz Miftahurrohman, pendamping Kampung Qur’an Rukem, Purworejo.
Sagita dan puluhan anak-anak kampung turut membersamai momentum bahagia seluruh warga hingga larut. Mas Paino dengan senyuman khasnya menutup acara peresmian dan tasyakuran sembari menitip senyum bahagia penuh harap kepada seluruh hadirin untuk masa depan bersama Alqur’an.