Selasa 12 Feb 2019 13:00 WIB

Khofifah Diminta Fokus pada Pembangunan Manusia di Jatim

Pendidikan dan kesehatan penyokong pembangunan manusia di Jatim perlu digalakkan.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andi Nur Aminah
Gubernur Jawa Timur - Khofifah Indar Parawansa
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Gubernur Jawa Timur - Khofifah Indar Parawansa

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Rektor Universitas Airlangga (unair) Surabaya, Mohammad Nasih mengungkapkan beberapa pekerjaan rumah (PR) utama yang harus menjadi prioritas Khofifah Indar Parawansa setelah resmi dilantik sebagai gubernur Jawa Timur. Menurut Nasih, pekerjaan rumah inti yang harus digeber Khofifah adalah pembangunan manusia.

"Saya melihat ada beberapa hal yang perlu diselesaikan Bu Khofifah. Terutama ada dua hal yang intinya jadi satu, yakni pembangunan manusia Jawa Timur," ujar Nasih di Surabaya, Selasa (12/2).

Nasih menjelaskan dua hal utama utama yang menurutnya perlu segera dilakukan Khofifah, dalam upaya pembangunan manusia di Jatim. Dua hal yang dimaksud adalah pendidikan dan kesehatan, yang menyokong pembangunan manusia di Jawa Timur. Dimana menurutnya, masih ada beberapa daerah dengan indeks pembangunan manusia (IPM) yang cukup rendah.

"Kita tahu, yang masih nyantol IPM-nya di Madura. Kesejahteraan itu ditentukan dua hal, kesehatan dan pendidikan. Saya kira, dua ini yang perlu segera diselesaikan Bu Khofifah, sehingga menjadi modal pembangunan ke depan," kata Nasih.

Dia mengatakan, bila dua hal ini dientaskan dalam arti sebenar-benarnya, maka Jawa Timur bisa lebih unggul dibanding Provinsi lain di Indonesia, bahkan dibanding provinsi-provinsi lain di dunia.  "Bagaimana bisa bersaing kalau masyarakatnya masih sakit-sakitan. Masih banyak stunting, misalnya. Jadi kesehatan dan pendidikan itulah yang harus terentaskan dulu," ujarnya.

Dalam hal birokrasi, dia berharap kepemimpinan Khofifah nanti akan menjadikan proses birokrasi di Jawa Timur menjadi lebih baik lagi dan mampu bersinergi dengan dunia pendidikan. Tidak ada harapan khusus darinya sebagai seorang akademisi. Sebab, kata  dia, tujuan utama dunia akademik di Jawa Timur sama dengan pemerintah, yakni mensejahterakan masyarakat.

"Bagi kami sebagai akademisi, pengungkit kemajuan itu tidak lagi bertumpu pada natural resource tapi pada manusia yang otaknya sangat kreatif dan inovatif. Kalau manusianya terselesaikan, beres, tidak ada masalah dengan Jawa Timur," ujar Nasih.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement