Selasa 12 Feb 2019 14:00 WIB

Mantan Presiden Afghanistan Meninggal Dunia

Mujadidi dikenal sebagai cendekiawan Muslim yang dihargai dan produktif.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
Mantan presiden Afghanistan Sibghatullah Mujadidi pada 29 April 1992 di Kabul, Afghanistan. Mujadidi meninggal dunia pada Selasa (12/2) dalam usia 93 tahun.
Foto: AP Photo/Udo Weitz
Mantan presiden Afghanistan Sibghatullah Mujadidi pada 29 April 1992 di Kabul, Afghanistan. Mujadidi meninggal dunia pada Selasa (12/2) dalam usia 93 tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Mantan presiden Afghanistan Sibghatullah Mujadidi meninggal dunia di usia 93 tahun. Mujadidi menjadi presiden Afghanistan pertama sejak negara itu berhasil menjatuhkan pemerintah komunis yang didukung Uni Soviet.

Mantan juru bicaranya Sharif Yusufi mengatakan Mujadidi meninggal dunia pada Selasa (12/2) malam waktu setempat di Kabul. Selama Uni Soviet menginvasi Afghanistan, Mujadidi memimpin pasukan gerilya yang paling kecil dan paling moderat.

Selama 10 tahun perlawanannya, ia didukung Amerika Serikat. Ia memimpin mantan presiden Afghanistan lainnya Hamid Karzai.

Sejak pemerintah komunis hancur, Mujadid menjadi presiden sementara selama dua bulan. Ia digantikan Burhanuddin Rabbani yang menjadi presiden selama empat bulan tapi tetap berkuasa untuk berperang melawan Taliban sampai 1996.

Dilansir di Afghan-bios.info, selama Taliban berkuasa Mujadidi tinggal di Pakistan. Setelah Taliban digulingkan pada 2001 ia kembali ke Afghanistan. 

Mujadidi dikenal sebagai cendekiawan Muslim yang dihargai dan produktif. Ia mengadvokasi kemerdekaan Afghanistan sejak awal 1950-an. Mujadidi menyelesaikan studinya di Universitas Al-Azhar, Kairo. Lalu pulang ke Afghanistan untuk mengajar di SMA dan universitas.

Mujadidi sempat ditahan dari 1959 sampai 1964 karena dituduh terlibat dalam percobaan pembunuhan perdana menteri Uni Soviet Nikita Khrushchev. Ia juga aktif terlibat dalam unjuk rasa anti-Soviet di Kabul pada 1970. 

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement