Selasa 12 Feb 2019 21:05 WIB

PGN Siapkan Rp 12,5 Triliun untuk Investasi Jargas 2019

Tahun ini PGN menargetkan pembangunan 800 sambungan jargas baru

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Teknisi PGN memeriksa aliran pipa gas (ilustrasi).
Foto: pgn
Teknisi PGN memeriksa aliran pipa gas (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Gas Negara, Tbk (PGN) menyiapkan dana sekitar Rp 12,5 triliun untuk pembangunan jaringan gas (jargas) rumah tangga pada 2019. Direktur Utama PGN, Gigih Prakoso menjelaskan pembangunan ini juga sejalan dengan rencana pemerintah untuk meningkatkan fasilitas jargas.

Gigih menjelaskan dana yang perlu disiapkan PGN ini memang tidak kecil. Untuk bisa memenuhi kebutuhan dana ini, Gigih menjelaskan ada beberapa sumber dana selain dari Anggaran Pendatapan Belanja Negara (APBN) misalnya seperti dana internal badan usaha, kerja sama partnership PGN dengan badan usaha lainnya.

"Besar memang anggarannya. Total perkiraan capex itu sebesar Rp 12,5 triliun," ujar Gigih di Kementerian BUMN, Selasa (12/2).

Saat ini PGN, kata Gigih, tengah melakukan kajian study mengenai wilayah mana saja yang akan tibangun jargas diluar wilayah yang sudah ditetapkan APBN 2019. Untuk 2019 ini kata Gigih, paling tidak PGN menargetkan ada 800 sambungan jargas baru.

"Sekitar 800 ribuan jargas. Nanti kita tentukan titik-titiknya. Kita masih lakukan study basic engineering design. Nanti 800 ribu itu ada di mana saja nanti kita sampaikan ke Kementerian ESDM," ujar Gigih.

Hingga tahun 2018, jumlah sambungan jargas rumah tangga baru mencapai 463.619 sambungan rumah (SR). Jumlah ini bertambah sejak tahun 2014 dimana jumlah sambungan baru sebanyak 200.000 SR.

Kemudian pada 2015 bertambah menjadi 220.363 SR. Selanjutnya pada 2016 menjadi 319.514 SR dan pada 2017 tumbuh 53.676 SR menjadi 373.190 SR.

Pemerintah melalui  Peraturan Presiden No 6 Tahun 2019 mengamanatkan percepatan pembangunan Jargas ini. Pemerintah sendiri sudah mematok target dengan adanya perpres maka percepatan pembangunan jargas bisa diimplementasikan sehingga pada tahun 2025 nanti terbangun sebanyak 4,7 juta sambungan jaringas gas rumah tangga.

Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar menjelaskan pembangunan jargas ini sangat penting untuk bisa menekan angka impor elpiji. Menurutnya, selain menekan impor harga ke konsumen juga jauh lebih murah dibandingkan elpiji.

Lebih lanjut Arcandra menuturkan, jika pembangunan jargas semakin banyak maka pengurangan konsumsi LPG pun semakin banyak. Dari total konsumsi LPG nasional sebanyak 6,9 juta ton per tahun, sekitar 4,7 ton dipenuhi dari impor.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement