Rabu 13 Feb 2019 15:31 WIB

Ketua KPU Jelaskan Foto Viral Dirinya 'Cium Tangan' OSO

Foto diambil pada saat acara Kedutaan Besar Iran .

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Andri Saubani
Ketua KPU Arief Budiman.
Foto: Republika/ Wihdan
Ketua KPU Arief Budiman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Arief Budiman, menjelaskan soal foto viral dirinya yang seolah mencium tangan Oesman Sapta Odang (OSO). Menurut Arief, dirinya tidak melakukan cium tangan kepada Ketua Umum Partai Hanura itu.

Arief menuturkan jika memang dirinya bersalaman dengan OSO. Namun, dia menilai jabat tangan tersebut bukan dalam rangka menegaskan sikap tertentu. 

"Loh itu biasa aja. Saya salam sama siapa pun ya begitu. Tidaklah (tidak berlebihan). Itu biasa," ujar Arief kepada wartawan di Kantor Bawaslu, Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (13/2).

Dia melanjutkan, kebiasaannya saat berjabat tangan, terlebih kepada yang lebih tua, selalu bersikap hormat. "Saya dengan yang lebih senior selalu hormat. Jadi menghormati dengan sangat menghormati," tegasnya.

Namun, saat ditegaskan apakah benar Arief mencium tangan OSO, dirinya tidak berkomentar. Secara umum, kata Arief, hubungan KPU dengan OSO tetap baik-baik saja.

Meski kedua belah pihak saat ini masih terlibat proses hukum pencalonan anggota DPD, Arief meyakinkan KPU dan OSO masih harmonis.

"Ya biasa saja, baik-baik. Kalau kepada orangnya kan hormat. Sebagaimana kami dengan Bawaslu, yang juga tetap baik-baik saja. Kita harus bedakan antara sikap atau putusan yang berkaitan dengan pemilu dan hubungan sebagai kawan, sahabat, relasi, teman kerja," jelas Arief.

Sebelumnya, beredar foto di media sosial yang menunjukkan bahwa Arief Budiman berjabat tangan dengan OSO. Berdasarkan informasi yang dihimpun Republika, foto tersebut diambil pada saat acara Kedutaan Besar Iran di Hotel Indonesia pada Selasa (12/2).

Dalam foto itu, Arief tampak menunduk sangat rendah saat menjabat tangan OSO. Namun, Arief tidak tampak mencium tangan Ketua DPD itu. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement