Rabu 13 Feb 2019 16:10 WIB

Kunjungan Wisatawan ke Borobudur Kalah dari Angkor Wat

Bandara baru di Kulon Progo diharapkan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Muhammad Hafil
Stupa di puncak Candi Borobudur
Foto: Antara
Stupa di puncak Candi Borobudur

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai destinasi wisata Candi Borobudur masih kalah dengan wisata candi Angkor Wat di Kamboja, dari sisi jumlah wisatawan mancanegara. Jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Angkor Wat sebanyak 2,5 juta setahun atau 10 kali lipat dari wisatawan mancanegara yang hanya 250 ribu per tahun.

Hal itu disampaikan Menteri Pariwisata Arief Yahya usai rapat koordinasi pengembangan pariwisata dengan Wapres JK, Rabu (13/2). Rapat diketahui membahas empat destinasi wisata super prioritas, diantaranya Danau Toba, Candi Borobudur, Mandalika di Pulau Lombok, dan Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Borobudur kita kalah jauh dari Angkor wat, kita hanya 250 ribu jumlah wismannya, karena Pak Wapres baru dari Kamboja, jadi beliau hafal sekali, 2,5 juta, 10 kali lipat," ujar Arief.

Arief menyebut destinasi wisata yang berada di Magelang, Jawa Tengah tersebut juga sebagai destinasi paling kritis dibandingkan empat destinasi lainnya. Menurut Arief, salah satu permasalahannya yakni bandar udara terdekat dengan kawasan Candi Borobudur yakni Bandara Adi Sutjipto, yang lokasinya dinilai cukup jauh.

Tak hanya itu, Bandara Adi Sutjipto juga dinilai sudah melebihi kapasitas. "Bandara existing kita kalau di Jogja kapasitasnya 1,5 juta, tapi bebannya enam juta, empat kali lipat," ujar Arief.

Karenanya, Arief menilai pembangunan bandara baru yakni New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, diharapkan membantu peningkatan jumlah wisatawan ke Candi Borobudur. Sebab, keberadaan bandara baru tersebut ditargetkan mampu menarik tambahan dua juta wisatawan mancanegara ke Candi Borobudur dalam lima tahun.

"Tadi ditanya Pak Wapres, kapan kira-kira bandara yang baru akan diresmikan, ada menhub, ada menteri BUMN, kira-kira akan diresmikan pada bulan April 2019 tahun ini, kalau bandara itu ada targetnya saya adalah dua juta dalam waktu 5 tahun sebesar angkor wat," ujar Arief.

Sementara untuk infrastruktur di sekitar kawasan wisata, Arief juga menyebut sebagai bagian yang ingin diperbaiki.

"Hal lainnya relatif kecillah, contoh jalan akses dari bandara ke Borobudur berkali-kali sudah kita diskusikan, tapi yang paling kritis adalah bandara," ujarnya.

Hari ini, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengumpulkan sejumlah menteri untuk membahas empat destinasi wisata super prioritas, diantaranya Danau Toba, Candi Borobudur, Mandalika di Pulau Lombok, dan Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT). Empat destinasi super prioritas itu masuk dalam 10 wisata Bali baru yang ditetapkan Pemerintah era Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Hadir dalam rapat tersebut, antara lain Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutana Siti Nurbaya dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement