Rabu 13 Feb 2019 20:00 WIB

Enam Calon Sekjen KPK Dinyatakan Gagal

KPK berharap sekjen terpilih mampu mendukung penuh kerja KPK.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Muhammad Hafil
Logo KPK
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Logo KPK

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali tidak mendapatkan sekretaris jenderal (sekjen) baru. Enam calon yang mengikuti tahap wawancara atau seleksi tahap akhir dinyatakan gagal.

Kabiro Humas KPK, Febri Diansyah menyatakan, lembaga antikorupsi menghargai dan berterima kasih kepada seluruh calon yang pernah mendaftar dan mengikuti serangkaian tes selama tahun 2018 lalu. Febri berharap hasil seleksi ini tidak menciutkan semangat para calon untuk mendukung pemberantasan korupsi di Indonesia.

"Semoga apapun hasil seleksi ini, harapan KPK tetap tidak mengecilkan semangat pemberantasan korupsi para calon dan dukungan terhadap kerja-kerja KPK," kata Febri dalam pesan singkatnya, Rabu (13/2).

Febri memastikan, KPK akan membahas lebih lanjut untuk mengisi posisi sekjen yang sebelumnya ditempati Raden Bimo Gunung Abdul Kadir ini. KPK berharap sekjen yang terpilih nantinya mampu mendukung penuh kerja-kerja KPK dalam memberantas korupsi di Indonesia.

"Memang KPK sangat berharap, sekjen yang terpilih benar-benar dapat menjalankan fungsi yang krusial dari unit Kesekjenan yang bertugas memberikan dukungan penuh pada seluruh pelaksanaan tugas KPK sebagaimana diatur di UU No. 30 Tahun 2002 tentang KPK," katanya.

Adapun  pengumuman panitia seleksi disampaikan secara resmi melalui situs jpt.kpk.go.id. Dalam laman website tersebut, pengumuman ditandatangani Ketua KPK, Agus Rahardjo pada Rabu (6/2) pekan lalu.

Diketahui, enam calon sekjen yang mengikuti tahap wawancara dengan pimpinan KPK pada 7 Januari 2019 terdiri dari Sekda Pemprov Kalbar, Muhammad Zeet Hamdy Assovie; advokat, dosen dan mantan Direktur Utama Perum Peruri, Prasetyo; mantan Plt Asisten Kepala UKP3R, Roby Arya Brata; mantan Kepala Bappeda DKI Jakarta, Tuty Kusumawaty; mantan Direktur Keuangan PT Pelindo III dan mantan Komisaris Utama PT Portek Indonesia, U. Saefuddin Noer; serta Guru Besar Universitas Hasanuddin dan Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga Pusat dan Daerah Kementerian LH dan Kehutanan, Winarni Dien Monoarfa.

Keenam calon tersebut lolos dan mengikuti seleksi tahap akhir menyingkirkan ribuan pesaing. Pada gelombang pertama terdapat 4.480 pelamar. Sementara pada gelombang kedua tercatat 1.372 orang yang melamar.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement