Rabu 13 Feb 2019 22:03 WIB

Kedubes Australia Soroti Peran Perempuan dalam Keagamaan

Peran wanita dalam komunitas beragama terkadang masih menjadi perdebatan.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Nashih Nashrullah
Muslimah Indonesia saat melaksanakan Shalat Ied di Jakarta (ilustrasi).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Muslimah Indonesia saat melaksanakan Shalat Ied di Jakarta (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta— Kedutaan Besar Australia kembali menggelar Big Ideas, yaitu diskusi yang diadakan rutin setiap bulannya. Diskusi kali ini, mengangkat tema Women, Faith and Leadership.

Acara yang digelar di Gedung Kedutaan Besar Australia, Jakarta ini, menghadirkan Komisioner Komnas Perempuan, Riri Khariroh, Ayu Kartika Dewi dari Gerakan Sabang Merauke, dan Ketua Umum Gereja Kristen Indonesia Klasis II, Pendeta Woro Tobing sebagai narasumber. 

Untuk menambah keakraban, Kedutaan Besar Australia sengaja hanya mengundang peserta perempuan dari berbagai lembaga keagamaan, baik Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha. 

Dengan harapan, para wanita dapat lebih terbuka dalam mengungkapkan pendapat mereka mengenai peran wanita dalam kepemimpinan berdasarkan kepercayaannya masing-masing.  

“Bisa dilihat bahwa sebagian besar yang hadir adalah perempuan, mempertimbangkan pentingnya topik diskusi ini kami berharap seminar ini akan menjadi wadah yang sesuai untuk dapat berbagi pengalaman secara terbuka,” kata Kepala Bagian Ekonomi, Infrastruktur, dan Investasi Kedutaan Besar Australia, Alison Duncan di depan peserta seminar, Rabu (13/2).  

Alison mengatakan, peranan wanita dalam komunitas beragama di Indonesia maupun Australia, terkadang masih menjadi perdebatan. 

Dialog antarumat beragama yang digelar Kedubes Australia ini, kata dia adalah tindak lanjut dari isu pentingnya dialog antaragama yang didiskusikan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Menteri Australia Scott Morrison pada pertemuan Agustus 2018 lalu.  

Australia Award, lanjut Alison juga menyediakan pendidikan jangka pendek tentang kepemimpinan bagi pemimpin senior di lingkungan multiagama. Adapun tujuan dari program itu adalah membentuk hubungan antarumat beragama di kedua negara. 

Beberapa program lain, seperti program pertukaran Muslim Australia-Indonesia juga menjadi program unggulan dari kedubes Australia sejak dibentuk pada 2002 silam.  

“Peran kepemimpinan wanita di kehidupan bermasyarakat, baik ekonomi, politik ataupun agama memang terkadang dipandang sebelah mata dan tidak didukung,” kata dia.  

“Saya sangat menantikan sudut pandang para panelis dan pengalaman Anda sekalian menganai peran wanita dalam kepemimpinan dan keagamaan,” tutup Alison. 

 

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement