Rabu 13 Feb 2019 22:57 WIB

Peneliti: Indonesia Harus Segera Fokus ke Perubahan Iklim

Adaptasi perubahan iklim bisa segera dilakukan khususnya di wilayah pesisir

Kerja bakti masyarakat pesisir selatan di pantai-pantai Kabupaten Gunungkidul, Kamis (26/7) siang.  Masyarakat dan elemen-elemen kebencanaan membersihkan puing berserakan usai gelombang tinggi.
Foto: DOK SAR Baron
Kerja bakti masyarakat pesisir selatan di pantai-pantai Kabupaten Gunungkidul, Kamis (26/7) siang. Masyarakat dan elemen-elemen kebencanaan membersihkan puing berserakan usai gelombang tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti dari Akademi Ilmuwan Muda Indonesia Sonny Mumbunan mengatakan saat ini adanya kebutuhan agar Indonesia fokus pada adaptasi perubahan iklim. Hal ini mengingat kemungkinan kenaikan suhu yang datang dalam waktu lebih cepat beserta risiko terkait perubahan iklim yang meningkat.

"Sejauh ini memang adaptasi agak terbelakang relatif dibanding mitigasi, memang adaptasi rada dianaktirikan itu alasan mengapa adaptasi perlu difokuskan," kata Sonny dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (13/2).

Berdasarkan laporan IPCC, terjadi kenaikan suhu yang cepat akibat perubahan iklim. Ia mengatakan Indonesia perlu mulai memikirkan dan memfokuskan diri pada upaya-upaya adaptasi menghadapi dampak perubahan iklim.

Laporan khusus Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyebutkan pemanasan global mungkin mencapai 1,5 derajat Celcius antara tahun 2030 dan tahun 2052, jika emisi gas rumah kaca terus berlanjut pada tingkat saat ini.

Dari sisi penyelenggaraan negara, diperlukan fokus pada adaptasi perubahan iklim dengan visi dan misi yang jelas. Adaptasi perubahan iklim dapat dilakukan terutama di atau untuk ekosistem pesisir seperti menjaga bakau dapat melindungi diri dari perubahan cuaca ekstrim.

"Siap-siap untuk 'impact' (dampak) itu kurang lebih bilang adaptasi," ujarnya.

Sonny mengatakan ada semacam pergeseran dimensi kebutuhan mendesak dari mitigasi ke adaptasi, meskipun mitigasi tetap diperlukan.

Misalnya, jika dulu upaya mencegah agar tidak banjir, sekarang melakukan adaptasi terhadap bencana dengan pindah rumah atau membangun rumah dengan pondasi lebih tinggi agar air tidak masuk ke dalam rumah. 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement