Kamis 14 Feb 2019 07:27 WIB

Otomotif Jadi Prioritas Tingkatkan Ekspor

Ekspor mobil CBU tahun lalu tumbuh 14 persen.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolanda
Sejumlah mobil Mitsubishi Xpander yang akan diekspor bersiap memasuki kapal pengangkut di PT Indonesia Kendaraan Terminal atau IPC Car Terminal, Cilincing, Jakarta, Rabu (25/4).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Sejumlah mobil Mitsubishi Xpander yang akan diekspor bersiap memasuki kapal pengangkut di PT Indonesia Kendaraan Terminal atau IPC Car Terminal, Cilincing, Jakarta, Rabu (25/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah memilih industri otomotif menjadi salah satu sektor prioritas dalam strategi memacu nilai ekspor manufaktur dalam negeri. Hal ini sesuai implementasi Making Indonesia 4.0, karena sektor industri otomotif juga dinilai sudah dalam struktur industrinya.

"Struktur industri otomotif kita sudah kuat, misalnya mulai dari sektor baja, kimia, kaca hingga ban. Bahkan, telah didukung dengan tenaga kerja yang menggantungkan pada industri ini sangat besar, termasuk services-nya," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto lewat keterangannya di Jakarta, Rabu (13/2).

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), ekspor mobil utuh (completely built up/CBU) sepanjang 2018 tumbuh 14,44 persen menjadi 264.553 unit dibanding tahun sebelumnya. Capaian tersebut merupakan yang tertinggi dari tahun-tahun sebelumnya. 

"Tahun kemarin, ekspor mobil CBU sudah lebih dari 264 ribu unit, dan yang bentuk CKD sekitar 82 ribu unit, sehingga total melampaui 346 ribu unit dengan nilai USD4 miliar dan tambahan dari ekspor komponen otomotif senilai USD2,6 miliar," ungkap Airlangga.