REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara mengakui pada awal tahun ini mengalami penurunan jumlah penumpang. Ari mengatakan setiap awal tahun terutama Januari sampai Februari merupakan low season sehingga jumlah penumpang selalu turun.
"Dibandingkan dengan Desember 2018, (jumlah penumpang Grup Garuda Indonesia) penurunan di Januari berkisar 20 sampai 30 persen. Tapi kalau dibandingkan Januari 2018, itu flat," kata Ari kepada Republika, Kamis (14/2).
Sementara itu untuk menghadapi masa low season dan tindak lanjut dari inisiasi awal Indonesia National Air Carrier Association (INACA), Ari memastikan Grup Garuda Indonesia mulai hari ini (14/2) menurunkan harga tiket 20 persen. Penurunan harga tiket tersebut untuk semua rute penerbangan di Garuda Indonesia, Citilink Indonesua, Swriwijaya Air, dan NAM Air.
Ari mengatakan upaya tersebut dilakukan sejalan dengan sinergi positif seluruh sektor penunjang layanan penerbangan dalam memastikan tata kelola industri penerbangan yang tepat guna. "Ini baik dari aspek aksesibilitas masyarakat terhadap layanan transportasi udara serta business sustainability maskapai penerbangan di Indonesia," jelas Ari.
Dia mengharapkan Garuda Indonesia Group dapat memberikan akses masyarakat terhadap layanan transportasi udara dapat semakin terbuka luas. Sehingga, kata dia, Garuda Indonesia Group dapat mengakomodir aspirasi masyarakat dalam memberikan pelayanan berkualitas yang dapat menjangkau seluruh elemen masyarakat.
"Penurunan harga tiket tersebut kami pastikan akan menjadi komitmen berkelanjutan Garuda Indonesia Group dalam memberikan layanan penerbangan yang berkualitas dengan tarif tiket penerbangan yang kompetitif," ungkap Ari.