Kamis 14 Feb 2019 11:36 WIB

Command Center 112 Terima Ratusan Laporan Palsu

Banyak oknum yang sekadar iseng menelepon.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Friska Yolanda
 Command Center (ilustrasi)
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Command Center (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus mengoptimalkan layanan Command Center (CC) 112. Bahkan, layanan tersebut kini juga sudah terkoneksi dengan Contact Center 110 Polri. Namun ironisnya, masih saja ada oknum yang hanya sekedar iseng atau main-main menggunakan layanan telpon kedaruratan 112 tersebut.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPB) Linmas Kota Surabaya Eddy Christijanto mengatakan, mencontohkan, seperti adanya laporan kebakaran di lokasi x. Namun setelah dicek, ternyata laporan tersebut nihil. Bahkan, kadang juga ada masyarakat yang hanya sekedar mencoba-coba layanan 112 tersebut.

“Ada juga yang hanya bertanya seperti nama kepala dinas. Ada juga yang telpon terus diam. Ada juga yang telpon terus terdengar suara ngaji,” kata Eddy di Surabaya, Kamis (14/2).

Eddy menjelaskan, dalam beberapa hari terakhir, tercatat ratusan laporan palsu masuk ke CC Room 112. Pada 9 Februari misalnya, ada 163 laporan telpon yang masuk, tapi sekitar 50 palsu. Pun pada 10 Februari, tercatat sebanyak 423 telpon masuk, dimana 257 di antaranya dianggap palsu. 

 

Selanjutnya, pada 11 Februari 2019, tercatat sekitar 439 telpon masuk, yang 263 palsu. Eddy pun sangat menyayangkan banyaknya jumlah laporan palsu yang masuk ke layanan 112. Karena itu, ke depan Pemkot Surabaya akan menggandeng Reserse Kriminal (Reskrim) Polrestabes Surabaya untuk mengatasi hal tersebut.

Dimana, ketika ada oknum yang menggunakan layanan itu untuk iseng atau sekedar main-main, maka pihaknya akan melaporkan data rekaman dan nomor penelepon ke Polrestabes Surabaya agar dilakukan penyelidikan. Sebab, setiap telpon yang masuk ke 112, akan tercatat baik nomor, dan suara rekaman si penelepon.

“Kita juga koordinasi dengan Satreskim Polrestabes Surabaya. Ketika ada telpon-telpon yang menganggu, sifatnya iseng maka Polrestabes Surabaya akan menyelidikinya,” katanya.

Eddy pun mengimbau kepada seluruh masyarakat agar betul-betul memanfaatkan layanan 112 saat dalam kondisi darurat. Sebab, ketika masyarakat menghubungi layanan 112, hanya ada 17 line telpon yang tersambung. Sehingga ketika banyaknya telpon masuk secara bersamaan, otomatis sebagian akan terpending dan terekam dalam database.

“Makanya kami mohon kepada warga Kota Surabaya, mari bantu kami dengan memberikan informasi yang betul, supaya kami bisa melayani masyarakat dengan baik dan cepat. Karena yang kami layani adalah terkait dengan kedaruratan, baik itu nyawa manusia, nyawa orang lain, ataupun nyawa binatang,” ujarnya.

Kasatreskim Polrestabes Surabaya AKBP Sudamiran pun mengimbau masyarakat, apabila tidak ingin menggunakan layanan 112 setidaknya jangan melakukan gangguan. Sebab, tujuan dibuat layanan 112 adalah untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat yang siap selama 24 jam.

“Bagi yang menganggu, sesuai dengan ketentuan hukum dan aduan dari Pemkot Surabaya maka akan kami tindak lanjuti. Soal masuk atau tidak dalam kategori pidana, nanti akan kita selidiki,” katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement