Kamis 14 Feb 2019 20:03 WIB

Samawi Targetkan 1 Juta Suara di Kabupaten Bandung

Samawi akan menggerakan ratusan ulaman dan relawan untuk mensosialisasikan Jokowi

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Bayu Hermawan
Aminuddin Maruf.
Foto: Twitter
Aminuddin Maruf.

REPUBLIKA.CO.ID, CIPARAY -- Solidaritas Ulama Muda Jokowi (Samawi) menargetkan 1 juta suara di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang, untuk pasangan capres dan cawapres nomor urut 01. Samawi akan memberdayakan 540 ulama dan relawan yang tersebar di 540 desa di Kabupaten Bandung dan Sumedang untuk mensosialisasikan pasangan Jokowi-Maruf.

"Kami akan berikan (pembekalan) kepada mereka untuk disampaikan kepada pemilih. Dari 540 desa akan menyentuh 250 ribu rumah di dua kabupaten. Katakan satu rumah 3 sampai 4 pemilih maka ada 750 ribu sampai 1 juta  pemilih yang akan disentuh menjadi tim kita," ujar Sekjen Kornas Samawi Aminudin Maruf di Pesantren Baitul Arqom, Ciparay, Kamis (14/2).

Aminuddin mengatakan, pihaknya terlebih dahulu akan memberikan pembekalan kepada para ulama dan relawan. Mereka akan dibekali materi tentang cara door to door ke masyarakat. Kemudian mengonter isu hoax dengan fakta, fitnah dengan data dan meluruskan isu dan hoax yang merugikan pasangan no urut 01.

"Kami akan berikan materi tentang prestasi Jokowi dan rencana lima tahun ke depan. Tentu kita akan berkolaborasi dengan partai politik dan relawan lainnya (untuk meraih pemilih)," ujarnya.

Disela-sela memulai pembekalan, dirinya menambahkan pihaknya terlebih dahulu melakukan ziarah ke makam ulama. Hal itu dilakukan sebagai upaya melestarikan ritual keagamaan yang dipercayai warga muslim Indonesia. "Komitmen kita menghormati ulama yang telah meninggal, memohon restu dan perjuangan memenangkan pasangan no urut 01," ungkapnya.

Terkait dengan isu Basuki Tjahaja Purnama (BTP) yang akan menggantikan cawapres KH Maruf Amin, Aminudin menegaskan jika isu tersebut dihembuskan sebagai bentuk kepanikan. Sebab ia menilai tidak ada lagi isu yang bisa membendung elektabilitas pasangan no urut no 01.

"Saya pikir orang cerdas dan waras, bagaimana mekanisme pergantian presiden tidak asal tunjuk itu perlu detail yang diatur undang undang," ungkapnya. Menurutnya, Ahok masuk PDIP merupakan hak politik yang bersangkutan dan tidak ada kaitan dengan Jokowi  dan KH Maruf Amin.

Selain itu, Ahok pun tidak masuk struktur Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi Maruf Amin. "Kita tidak khawatir (isu Ahok Gantikan KH Maruf Amin). Itu sebuah kepanikan, yang menghembuskan itu," ungkapnya.

Muhammad Fauzi Ridwan

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement