REPUBLIKA.CO.ID, SRINAGAR— Ledakan bom pada Kamis (14/2) menewaskan sedikitnya 18 polisi paramiliter India di wilayah Kashmir yang dikuasai India. Insiden ini terjadi sehari pascaledakan yang merenggut belasan anak sekolah di negara bagian tersebut.
Bagian Kashmir yang dikendalikan India dilanda sejumlah kekerasan selama beberapa tahun, dengan bentrokan antara pasukan keamanan dan militan yang menewaskan lebih dari 100 warga sipil selama setahun terakhir.
Menurut kantor berita setempat GNS, kelompok Jaish-e-Mohammad (JeM) mengaku bertanggungjawab atas serangan tersebut.
Ledakan terdengar hingga radius beberapa kilometer. Wartawan Mohammad Yunis, yang tiba di lokasi kejadian tidak lama setelah ledakan, mengatakan kepada Reuters dia melihat darah dan potongan tubuh berserakan di sepanjang jalan raya.
Kepala Kepolisan Kashmir, SP Pani, mengatakan Central Reserve Police Force mengalami kerusakan berat.
"Ini merupakan insiden teror dan kami sedang menyelidiki kemungkinan penyebab ledakan. Kami akan ke lokasi kejadian untuk penyelidikan pascaledakan," kata dia.
Sedikitnya 12 siswa terluka akibat ledakan di salah satu sekolah di Kashmir pada Rabu (13/2). Tidak segera diketahui apa penyebab ledakan tersebut.