REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan Indonesia termasuk salah satu kontributor terbesar pasukan perdamaian dunia. Jumlah totalnya lebih dari 3.000 personel.
"Sampai titik ini Indonesia salah satu kontributor terbesar pasukan perdamaian dunia, dan jumlah peacekeeper kita termasuk yang sekarang adalah 3.247 orang," ujar Menlu Retno, di Gedung Mabes Polri, Jakarta, Kamis (14/2) usai melepas 322 personel kepolisian untuk misi perdamaian, bersama Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
Personel tersebut di antaranya ditempatkan untuk misi perdamaian di Lebanon, Dafur, Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, Sudan Selatan, Mali, dan Sahara Barat. Selain jumlah yang besar, Menlu juga bangga terdapat total 106 personel untuk misi perdamaian ini merupakan perempuan.
Terpilihnya Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan (DK) PBB, menurut Retno, salah satunya karena faktor kontribusi Indonesia untuk misi perdamaian. "Dengan sangat bangga hati, saya sampaikan selamat kepada para peacekeeper Indonesia yang akan membawa misi mulia, misi perdamaian dan kemanusiaan," ujar Menlu.
Indonesia terpilih sebagai anggota tidak tetap DK PBB periode 2019-2020 merupakan keempat kalinya sepanjang sejarah. Hal itu setelah menduduki posisi tersebut pada periode 1973-1974, 1995-1996, dan 2007-2008.
Selama mengemban tugas sebagai anggota tidak tetap DK PBB, Indonesia menetapkan sejumlah isu prioritas. Antara lain menjaga ekosistem perdamaian, sinergi antara organisasi regional dan PBB, pemberantasan terorisme, serta isu Palestina.