Jumat 15 Feb 2019 03:10 WIB

Erdogan: Keutuhan Suriah tak Terjamin, Kecuali PYD/YPG Pergi

Turki berjanji akan kembali menggelar operasi militer melawan milisi Kurdi.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Foto: Presidential Press Service via AP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Kamis mengatakan, untuk melindungi keutuhan wilayah Suriah, kelompok PYD/YPG harus dibersihkan dari semua daerah. Kelompok  gerilyawan tersebut masih berada di dekat perbatasan Turki.

"Keutuhan wilayah Suriah takkan terjamin, kecuali kelompok teror PYD/YPG dibersihkan dari Manbij, (dan) sebelah timur Sungai Eufrat," kata Presiden Turki Recep  Erdogan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin di Sochi, Rusia, sebelum pertemuan tiga-pihak mereka dengan rekanan mereka dari Iran.

Dalam aksi teror selama lebih dari 30 tahun terhadap Turki, PKK --yang dimasukkan ke dalam daftar organisasi teroris oleh Turki, AS dan Uni Eropa-- telah bertanggung-jawab atas kematian sebanyak 40.000 orang, termasuk perempuan dan anak-anak. PYD/YPG disebut sebagai cabang PKK di Suriah.

Turki telah berjanji akan melancarkan operasi kontra-teror terhadap PYD/YPG di Suriah, setelah dua operasi yang gemilang sejak 2016.

Baca juga, Assad: Konflik Suriah Perang Internasional.

Erdogan juga mengatakan Turki menyambut baik sikap positif mengenai zona aman yang diusulkan di Suriah Utara. Turki mendukung gagasan itu selama usulan tersebut melihat keprihatinan keamanan nasional Turki.

Ia mengatakan, mereka segera menuntaskan pembentukan Komite Konstitusional Suriah, dengan mempertimbangkan pendapat yang disampaikan oleh PBB. "Sangat penting bahwa kerja sama yang berlangsung berkaitan dengan penggunaan wilayah udara di Idlib juga berlaku di Afrin dan daerah (yang dibebaskan) dalam Operasi Perisai Eufrat --salah satu operasi kontra-teror terdahulu oleh Turki," tambah Erdogan.

Pelanggaran di Idlib

Setelah satu pertemuan di Sochi pada September lalu antara Erdogan dan Putin, kedua pihak sepakat untuk membentuk zon demiliterisasi yang dengan tegas melarang perbuatan agresi di Idlib, bagian barat-laut Suriah.

Bulan berikutnya, semua senjata berat telah ditarik dari zona penurunan ketegangan oleh kelompok oposisi dan anti-pemerintah Suriah.

Namun, menurut kelompok pertahanan sipil Helm Putih Suriah, sedikitnya 30 orang di Idlib tewas pada Januari, termasuk perempuan dan anak kecil.  Aementara 180 orang lagi cedera, di Idlib, Hama dan Latakia oleh tembakan artileri dan serangan pemerintah.

Pada Januari, pemerintah juga menyerang pinggir tenggara Idlib, selain daerah pedesaan di Provinsi Aleppo, Latakia dan Hama.

Suriah telah terjerumus ke dalam perang saudara sejak awal 2011, ketika Pemerintah Presiden Bashar al-Assad menindas pemrotes dengan kekuatan yang tak pernah terjadi sebelumnya. Sejak itu, ratusan ribu orang diduga telah tewas dan jutaan orang lagi mengungsi akibat konflik tersebut.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement