Jumat 15 Feb 2019 05:15 WIB

Klaveren: Saya Temukan Sosok Lembut Nabi Muhammad

Klaveren meninggalkan Geert Wilders dan memilih masuk Islam.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Teguh Firmansyah
Mantan politikus Belanda yang sebelumnya anti-Islam, Joaram Van Klaveren memutuskan memeluk Islam.
Foto: nu.nl
Mantan politikus Belanda yang sebelumnya anti-Islam, Joaram Van Klaveren memutuskan memeluk Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Joram van Klaveren telah cukup lama terlibat dalam politik sayap kanan yang anti Islam di Belanda. Klaveren pernah menjadi tangan kanan politikus Geert Wilders yang kerap memprovokasi Muslim. Baru-baru ini Klaveren mengejutkan dunia ketika mengumumkan dirinya telah memeluk Islam.

"Anda seperti seorang vegetarian yang bekerja di rumah jagal," kata Wilders kepada Klaveren tentang keyakinan barunya kepada Hurriyet Daily News, Selasa lalu.

Klaveren adalah seorang anggota parlemen dari Partai Kebebasan (PVV) yang dipimpin Wilders sejak 2010 hingga 2014. Klaveren dipandang sebagai tangan kanan Wilders sekaligus juru bicara Partai Kebebasan yang dipimpin politisi anti Islam.

Klaveren menyampaikan, menyukai kebijakan Wilders terutama di bidang ekonomi karena menjanjikan pajak yang sangat rendah, pemerintahan yang lebih kecil dan lain sebagainya. Tentu saja bersama Wilders pernah mengkritik Islam karena pada 2004 seorang seniman, Theo van Gogh dibunuh oleh orang-orang yang menyebut diri mereka Islam.

"Kemudian (tragedi) 9/11 dan serangan lainnya, juga dalam studi saya, Islam diajarkan secara dangkal, jadi saya mengembangkan pandangan saya yang salah tentang Islam, saya berpikir semua Muslim ingin membunuh orang Kristen," kata Klaveren mengenang saat dirinya masih bergabung dengan Partai Kebebasan.

Baca juga, Politikus Anti-Islam Belanda Itu Kini Mualaf.

Klaveren telah berperang tanpa henti melawan Islam selama bertahun-tahun. Dia belajar perbandingan agama di universitas, itu sebabnya dia mengambil posisi yang pernah dijalaninya saat menjadi politisi anti Islam.

"Jadi setelah Wilders, saya adalah orang utama yang bisa berbicara tentang Islam, itu telah berlangsung selama tujuh sampai delapan tahun," ujarnya.

Namun pandangan Klaveren mulai berubah secara drastis selama rapat umum Partai Kebebasan pada tahun 2014. Saat itu Wilders bertanya kepada para pendukungnya, apakah para pendukung ingin lebih banyak atau lebih sedikit orang Maroko di Belanda?

Kemudian para pendukung Wilders berteriak ingin lebih sedikit orang Maroko di Belanda. Wilders tersenyum dan menjawab bahwa dirinya akan memastikan hal itu terjadi.

"Lalu saya pikir ini bukan tentang ideologi politik lagi, tetapi gagasan menyingkirkan kelompok etnis, banyak orang mengira dia (Wilders) terdengar seperti Goebbels Nazi, saya pikir dia melewati batas, lalu saya meninggalkan pesta," jelas Klaveren.

Klaveren mengatakan, telah mengubah pandangannya di tengah jalan saat menulis buku anti-Islam. Kemudian buku tersebut berubah menjadi pembelaan agama. Saat menulis buku tersebut, Klaveren mulai membuat penelitian.

Kemudian Klaveren menulis pesan kepada Timothy Winter dari Universitas Cambridge yang mendapatkan nama Abdul Hakim Murad setelah memeluk Islam. Awalnya mengira Timothy tidak akan menjawab pesan dari politisi sayap kanan. Tapi Timothy menjawabnya.

"Setelah beberapa percakapan, dia (Timothy) berkata, Islam yang kamu pikir kamu kenal lebih seperti Wahabisme, dia memberi beberapa nama buku yang dia ingin saya baca, dia mengirim saya beberapa buku lain, dia menjawab pertanyaan saya dan membuka gerbang untuk saya, saya mulai menulis ulang buku saya," kata Klaveren.

Ia menceritakan, semua stereotip tentang Islam termasuk perlakuan buruk terhadap perempuan dan keinginan mengambil alih dunia melalui terorisme, lenyap saat membaca buku tentang Islam. Ternyata banyak menemukan kisah anti Islam yang tidak memiliki dasar.

"Kemudian saya mulai membaca tentang Nabi Muhammad dan kehidupannya, saya menemukan Nabi Muhammad yang lain yang sangat lembut, sangat membantu, sangat pengertian terhadap orang-orang yang bukan Muslim sama sekali, kemudian saya berpikir apa yang saya tahu sebelumnya bukanlah Islam yang sebenarnya," ujarnya.

Klaveren membaca syahadat pada November 2018. Kemudian dia belajar beberapa doa penting. Target berikutnya adalah melaksanakan shalat lima kali sehari. "Saya harus mempelajari semuanya karena saya adalah bayi yang religius, saya memiliki niat di dalam hati," katanya.

Klaveren juga mengaku, beberapa anggota keluarganya mengira dia menjadi gila. Namun, saudara laki-laki dan istrinya merasa bahagia.

"Kakek saya sangat religius, dia ada di ranjang karena sakit karena itu saya ragu-ragu (memberitahunya), tapi suatu hari dia bangun dan mendengar berita itu, dia kaget. Sementara teman politik lama tidak senang, Wilders mengatakan kepada saya bahwa dia melihat saya sebagai vegetarian yang bekerja di rumah jagal," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement