Jumat 15 Feb 2019 13:39 WIB

Jokowi Apresiasi Promosi 'Beragama yang Mencerahkan'

Tanwir Muhammadiyah menangkat tema 'Beragama yang Mencerahkan'.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Dwi Murdaningsih
Presiden Jokowi tiba di Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu, Jumat (15/2) untuk membuka Tanwir Muhammadiyah ke-51.
Foto: Republika/Sapto Andiko Condro
Presiden Jokowi tiba di Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu, Jumat (15/2) untuk membuka Tanwir Muhammadiyah ke-51.

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) hadir di Kota Bengkulu untuk membuka Tanwir Muhammadiyah 2019 dengan tema 'Beragama yang Mencerahkan' pada Jumat (15/2). Sesuai dengan temanya, Presiden mengapresiasi langkah Muhammadiyah yang mau mempromosikan praktik beragama yang mencerahkan.

Jokowi juga menilai bahwa tema tanwir kali ini selaras dengan kondisi masyarakat yang butuh sebuah tuntunan beragama yang mencerahkan, berlandaskan keberagaman dan perbedaan yang ada di Indonesia.

Baca Juga

"Beragama yang mencerahkan. Nah itu, sama saya kira kehendak dari masyarakat dan juga pemerintahnya. Ya ke sana. (Muhammadiyah) beragama yang mencerahkan," kata Jokowi usai membuka Tanwir Muhammadiyah di Bengkulu, Jumat (15/2).

Presiden juga menyampaikan apresiasi terhadap badan usaha Muhammadiyah. Menurutnya, Muhammadiyah telah memberikan sumbangsih dalam membangun Bangsa melalui badan usaha yang bergerak di banyak bidang, khususnya pendidikan dan kesehatan. Bahkan Jokowi juga pamer bahwa riwayat anggota keluarganya tak lepas dari lingkungan Muhammadiyah.

"Ibu Iriana itu kuliah di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Cucu saya Ethes lahir di RS PKU Muhamadiyah Solo. Mungkin ada yang belum tahu," katanya disambut tawa hadirin, Jumat (15/2).

Presiden juga memanfaatkan momentum Tanwir Muhammadiyah untuk mengingatkan keluarga persyarikatan ikut merawat persaudaraan ukhuwah di antara keberagaman dan perbedaan. Jokowi melihat bahwa perbedaan suku, agama, dan ras merupakan sunatullah dan perlu diresapi sebagai sebuah anugerah.

"Yang terakhir saya ingin ingatkan bahwa bangsa ini bangsa besar dengan penduduk 260 juta kita dianugerahi perbedaan suku, agama, ras, saya ajak merawat persaudaraan ukhuwah," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement