Jumat 15 Feb 2019 13:58 WIB

Filantropi Islam Solusi Pengentasan Kemiskinan

Sekitar 767 juta orang dari populasi global berada dalam jurang kemiskinan.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Dwi Murdaningsih
Syarikat Islam (SI) dan Aksi Cepat Tanggap (ACT) bahas solusi pengentasan kemiskinan melalui Filantropi Islam.
Foto: ACT
Syarikat Islam (SI) dan Aksi Cepat Tanggap (ACT) bahas solusi pengentasan kemiskinan melalui Filantropi Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Filantropi Islam diharapkan menjadi solusi pengentasan kemiskinan. Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Lajnah Tanfidziyah Syarijat Islam (SI), Hamdan Zoelva, menuturkan permasalahan kemiskinan ini tidak hanya di Indonesia tetapi juga sangat dirasakan di negara-negara konflik. Kehidupan mereka semakin sulit karena konflik yang berkepanjangan.

Untuk di Indonesia, menurutnya kemiskinan masih berada di angka yang cukup tinggi. Permasalahan inilah yang juga menjadi konsen SI. Berdasarkan data dari Bank Dunia, tercatat pada 2017 terdapat 10,7 persen atau sekitar 767 juta orang dari populasi global berada dalam jurang kemiskinan.

Baca Juga

Di Indonesia, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada September 2018, 25,67 juta penduduknya tercatat masuk kategori miskin.

Sebagai salah satu organisasi tertua di Indonesia yang sudah berdiri sejak tahun 1905 dengan nama Sarekat Dagang Islam (SDI), SI memang bertujuan untuk mengembangkan perekonomian dan kehidupan sosial umat. Menurut Hamdan, dengan membangkitkan aktivitas sosial dan ekonomi dalam artian filantropi Islam, ini menjadi salah satu solusi pengentasan kemiskinan di Indonesia maupun dunia.

“Di Indonesia kalau kita pakai ukuran BPS itu sekitar 10 persen masyarakat Indonesia hidup dalam kemiskinan. Kalau menurut Bank Dunia, angka kemiskinan kita sekitar 40 persen, tinggi sekali. Ini masalah besar bagi kita semua, khususnya umat Islam. Filantropi menjadi solusi kemiskinan yang kita hadapi,” ujar Hamdan dikutip dari situs resmi ACT, Jumat (15/2).

Hamdan yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi Keempat periode 2013-2015 menyebutkan, filantropi Islam seperti wakaf, zakat, infak, dan sedekah dapat mengatasi masalah umat dan kemanusiaan, bukan untuk tujuan perseorangan.

“Inilah inti dari ajaran Islam. Kenapa kita diwajibkan zakat dan dianjurkan sedekah dan wakaf karena dijanjikan kalau menanam satu akan tumbuh 700 untuk yang melakukan," kata dia.

Hamdan menjelaskan, salah satu upaya pengentasan kemiskinan tersebut yaitu melalui pengembangan dana wakaf sebagai filantropi tertinggi dalam Islam. Jika dana wakaf terus dikembangkan dan terus berputar untuk umat, hal ini akan membawa manfaat bagi umat.

"Pelan-pelan dan pasti cara ini akan mengatasi masalah kemikinan di Indonesia karena kita libatkan bersama-sama masyarakat. Hasil pengelolaan wakaf produktif itu tidak untuk perseorangan tapi untuk investasi dan diputar untuk usaha produktif,” ujarnya.

Pendapat Hamdan diamini oleh Vice President ACT, Iqbal Setyarso. Menurutnya, sebagai ikhtiar menjadikan filantropi Islam sebagai solusi pengentasan kemiskinan dan permasalahan lainnya yang dihadapi umat Islam, ACT tahun ini mengusung tema The Rise of Islamic Filantrophy (TRIP).

“Alhamdulillah, ACT sudah berikhtiar membantu sesama muslim dan yang membutuhkan sejak lembaga ini berdiri. Hingga saat ini, sudah ribuan penerima manfaat yang merasakan bantuan dari ACT. Dan kita juga punya program pemberdayaan masyarakat dengan wakaf melalui program-program dari Global Wakaf,” ucap Iqbal.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement