Jumat 15 Feb 2019 14:25 WIB

Purnomo, Sprinter Ramah yang Sempat Ingin Jadi Menpora

Tuti belum sempat memenuhi permintaan Purnomo untuk bertemu Lalu Mohammad Zohri.

Purnomo Yudhi
Foto: foto: tangkapan layar youtube
Purnomo Yudhi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia kehilangan mantan atlet terbaik cabang atletik, Purnomo Muhammad Yudhi, yang pernah membawa harum Sang Merah-Putih dalam ajang Olimpiade Los Angeles, Amerika Serikat (AS) 1984. Purnomo meninggal dunia dalam usia 56 tahun di Rumah Sakit Pondok Indah, Bintaro, Tangerang Selatan, Jumat (15/2).

"Kami mendapatkan konfirmasi dari keluarga bahwa beliau meninggal dunia pada Jumat pagi. Kondisi beliau memang sudah lemah pada pekan lalu. Tapi, kami tidak menanyakan sakit intinya apa. Kami selalu menyemangatinya agar lekas sembuh," ujar Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Tuti Merdiko, Jumat (15/2).

Baca Juga

Sebelum meninggal dunia, atlet kelahiran, 12 Juli 1962 di Purwokerto, Jawa Tengah itu, memang sudah lama mengidap penyakit kanker hati. Ia sudah beberapa kali dirawat di rumah sakit dan tengah menjalani terapi penyembuhan.

"Purnomo adalah sosok yang ramah dan perhatian dia terhadap atlet dan mantan atlet luar biasa besar. Kami pernah bersama di jajaran Komite Olahraga Nasional Indonesia selain di PB PASI," kata mantan atlet atletik itu. "Dia pernah menyampaikan pesan singkat kepada saya, 'Mbak, aku mau sehat. Kalau bisa jadi menteri olahraga. Aku mau perjuangkan nasib olahragawan Indonesia'. Itu dikirimkan sekira sebulan lalu."

photo
Atlet lari Indonesia Lalu Muhammad Zohri usai tiba di garis finish pada babak semi final cabang olahraga atletik Asian Games 2018 kategori lari 100 meter putra di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, (Ahad (26/8).

Mantan atlet yang sukses menembus putaran semifinal lari 100 meter putra dalam Olimpiade Los Angeles, Amerika Serikat (AS) 1984 itu, menurut Tuti, selalu bertanya tentang kondisi para atlet Indonesia, bukan hanya atlet atletik. "Dia ingin memperjuangkan nasib para atlet, tidak hanya ketika mereka masih aktif membawa nama Indonesia melainkan juga setelah pensiun sebagai atlet," kata Tuti yang juga mantan atlet senam periode 1980-an itu.

Namun, Tuti mengaku belum sempat menyanggupi permintaan mantan peraih emas dalam Kejuaraan Atletik Asia di Jakarta pada 1985 itu dengan mengajak atlet Lalu Mohammad Zohri datang membesuknya. "Zohri masih di Surabaya pada pekan lalu untuk mengikuti peringatan Hari Pers Nasional. Dia sempat meminta saya untuk mengajak Zohri jika datang membesuknya," jelas dia.

Tuti menambahkan, sosok Purnomo selalu berpesan kepada para atlet atletik nasional untuk terus berjuang demi prestasi Indonesia. "Bukan berjuang untuk mendapatkan bonus. Penghargaan pasti akan datang jika atlet berjuang untuk prestasi," katanya.

Purnomo tercatat pernah menjalani kemoterapi karena terkena kanker kelenjar getah bening sejak 2015. Kanker itu sempat sembuh, tapi kembali muncul pada 2017.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement