Jumat 15 Feb 2019 15:09 WIB

Canda Haedar Nashir tentang 'Jari-Jari' Politik

Dia berharap, hasil tanwir dapat mencerahkan Muhammadiyah, kaum Muslimin, dan bangsa.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Hasanul Rizqa
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) bersama Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (kedua kiri), Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah (kiri), Ketua pimpinan wilayah Muhammadiyah Bengkulu Syaifullah (kanan) menghadiri pembukaan Tanwir Muhammadiyah di Balai Semarak Bengkulu, Jumat (15/2/2019).
Foto: Antara/David Muharmansyah
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) bersama Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (kedua kiri), Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah (kiri), Ketua pimpinan wilayah Muhammadiyah Bengkulu Syaifullah (kanan) menghadiri pembukaan Tanwir Muhammadiyah di Balai Semarak Bengkulu, Jumat (15/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Muhammadiyah menggelar sidang tanwir atau rapat kerja di Bengkulu pada 15-17 Februari 2019. Dalam sambutannya, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir berpesan kepada seluruh peserta agar mengikuti acara ini secara saksama, tetapi juga dengan suasana hati gembira.

Sebagai contoh, dia menyarankan para peserta agar mengamalkan salah satu anjuran Rasulullah SAW, yakni tersenyum. Dalam suatu hadits riwayat Tirmidzi disebutkan, senyum seorang Muslim di depan saudara seiman merupakan sedekah.

Baca Juga

"Bersidanglah dengan tersenyum, sebagaimana saat ini sedang dipraktikkan oleh anggota PP Muhammadiyah untuk belajar tersenyum 20 kali per 20 detik, sehingga selama tiga hari tanwir dapat tersenyum sebanyak 60 kali berdurasi 1.200 detik atau setara 20 menit," tutur Haedar Nashir di hadapan hadirin di Bengkulu, Jumat (15/2).

Kata-kata Haedar disambut riuh para peserta tanwir. Selanjutnya, dia berharap, hasil musyawarah tanwir dapat ikut mencerahkan tidak hanya internal Muhammadiyah, tetapi juga kaum Muslimin dan bangsa Indonesia seluruhnya.

“Semoga Allah SWT melimpahkan berkah dan karunia-Nya agar sidang Tanwir ini berjalan dengan baik, lancar, dihiasi jiwa ukhuwah dan kegembiraan," demikian doanya.

Berpidato di atas podium, Haedar tidak memungkiri tahun ini disebut tahun politik. Sebab, pemilihan presiden dan wakil presiden akan dihelat pada 2019.

Dia pun meminta masyarakat, khususnya warga Muhammadiyah, untuk tidak terlalu tegang dalam menghadapi pesta demokrasi.

Haedar lantas menyampaikan pantun yang menyinggung para peserta tanwir terkait berfoto-foto sambil mengacungkan satu atau dua jari.

"Tidak perlu sambil mengangkat jari tangan satu atau dua. Kasihanilah nasib sembilan atau delapan jari lainnya yang sama-sama ciptaan Tuhan,” kata Haedar, yang langsung disambut gelak tawa hadirin, termasuk di antaranya Presiden Jokowi.

Muhammadiyah sendiri mengambil sikap untuk tidak berpolitik praktis, sebagaimana khitahnya sejak pertama kali berdiri pada 1912 silam.

Turut hadir dalam acara pembukaan tanwir Muhammadiyah kali ini, antara lain, Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Pendidikan dan Kebudayaah Muhadjir Effendy, serta Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Selain itu, Kepala Staff Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko, Wakapolri Ari Dono Sukmanto, Menkominfo Rudiantara, dan Ketua MPR Zulkifli Hasan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement