REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Pemilihan presiden (Pilpres) pada tahun ini akan menentukan kondisi negara dan bangsa Indonesia di masa mendatang. Oleh karena itu, seluruh warga Indonesia disarankan untuk menentukan pilihannya.
Hal itu disampaikan Pendiri Center for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC) Prof Din Syamsuddin. Menurut dia, rakyat Indonesia, terutama umat Islam, perlu mendengarkan kata hati diri sendiri serta mempertimbangkan kesimpulan akal sehat dalam memilih pemimpin.
“Rakyat khususnya umat Islam yang memiliki hak pilih perlu menunaikannya secara bertanggung jawab.Memilih yang baik dari dua yang baik. Atau, memilih yang kurang buruknya dari dua yang tidak ideal,” kata Din Syamsuddin saat ditemui di Grage Hotel Bengkulu, Kamis (14/2).
Dia meneruskan, ada beberapa kriteria pemimpin ideal. Misalnya, kepribadian yang otentik, konsisten antara lisan dan perbuatan, serta berkomitmen menegakkan kedaulatan negara demi kemajuan bangsa Indonesia, dalam bidang pembangunan fisik maupun non-fisik.
Khusus bagi umat Islam, lanjut dia, dapat dipahami bila ada aspek subjektivitas. Misalnya, pemilih Muslim biasanya akan mempertimbangkan kesan-kesan, apakah seorang kandidat secara sejati terbukti peduli dan membela kepentingan umat Islam.
“Tentu tanpa mengorbankan kepentingan umat agama-agama lain,” kata mantan ketua umum PP Muhammadiyah itu.
Kedatangan Din Syamsuddin ke Bengkulu untuk menghadiri sidang tanwir atau rapat kerja PP Muhammadiyah. Rangkaian acara itu akan digelar sejak hari ini, Jumat (15/2) hingga Ahad (17/2).