Jumat 15 Feb 2019 17:02 WIB

Geledah Apartemen Plt Ketum PSSI, Ini yang Disita Polisi

Apartemen Joko Driyono yang digeledah terletak di Taman Rasuna Tower 9, Jakarta.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Andri Saubani
Plt Ketua Umum PSSI, Joko Driyono.
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Plt Ketua Umum PSSI, Joko Driyono.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Satgas Antimafia Bola Polri menggeledah apartemen milik Plt Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Joko Driyono (Jokdri). Hasil dari penggeledahan apartemen Jokdri, satgas menyita sejumlah barang termasuk dokumen hingga sebuah buku tabungan dan kartu kredit.

“Satgas Antimafia Bola menggeledah dan menyita sejumlah barang, yang bertempat di rumah atau kantor atau tempat tertutup lainnya yaitu apartemen Jokdri,” ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo dalam keterangan tertulisnya, Jumat (15/2).

Baca Juga

Apartemen Jokdri yakni Apartemen Taman Rasuna Tower 9 Lantai 18 Unit 0918 Jalan Taman Rasuna Selatan, Menteng Atas, Setiabudi, Jakarta Selatan. Dilakukan pada Kamis (14/2) pukul 22.00 WIB, serta sudah berkoordinasi dengan kemanan apartemen.

“Pukul 22.03 WIB, tim bertemu dengan saudara Jokdri  di lokasi geledah, dan mulai melakukan penggeledahan disaksikan oleh Jokdri dan pihak sekuriti,” papar Dedi.

Selain itu, pada pukul 23.30 WIB, tim melanjutkan penggeledahan pada kantor Joko Driono di PSSI. Adapun, beberapa barang dan dokumen yang disita oleh tim satgas berupa:

- 1 buah laptop merek Apple warna silver beserta charger

- 1 buah ipad merek Apple warna silver beserta charger.

- dokumen-dokumen terkait pertandingan.

- buku tabungan dan kartu kredit

- uang tunai

- 4 buah bukti transfer (struk)

- 3 buah handphone warna hitam

- 6 buah handphone

- 1 bandel (dokumen) PSSI , 1 buku catatan warna hitam dan 1 buku note kecil warna hitam

- 2 buah flash disk

- 1 bandel surat

- 2 lembar cek kwitansi

- 1 bandel dokumen

- 1 buah TAB merek Sony warna hitam

Sementara itu, Ketua Tim Media Satgas Antimafia Bola Polri Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono mengatakan, penggeledahan dilakukan atas dasar sebuah laporan polisi yang masuk tertanggal 19 Desember 2018, dan berdasarkan surat atau ketetapan dari Ketua PN Jakarta Selatan untuk melakukan penggeledahan, dan juga berdasarkan surat dari ketua PN Jakarta Selatan untuk melakukan penyitaan.

“Kemarin dengan dipimpin Kasubdit Kamnag dengan anggota sekitar 26 orang, penyidik dari tim Satgas Antimafia Bola ikut menuju ke Kuningan, ke apartemen bapak Jokdri. Setelah sampai di sana tim ini bertemu dengan sekuriti apartemen kemudian menyampaikan maksudnya dan memperlihatkan surat tadi. Kemudian tim setelah itu baru melakukan penggeledahan,” papar Argo di Mapolda Metro Jaya, Jumat (15/2).

Kemudian pukul 22.30 WIB setelahn selesai menggeledah apartemen Jokdri, tim menuju ke kantor PSSI untuk melakukan penggeledahan kembali. “Di sana kita menemukan sembilan item yang disita oleh penyidik sebagai barang bukti. Salah satunya adalah handphone, ada juga BPKB, kemudian ada juga kunci kantor. Kemudian itu selesai pukul 07.00 WIB tadi pagi,” kata Argo.

Dalam kasus pengaturan laga (match fixing) ini, polisi sudah menetapkan 11 orang tersangka, mulai pihak wasit hingga anggota Komisi Disiplin PSSI. Para tersangka dijerat dengan dugaan tindak pidana penipuan dan/atau penggelapan dan/atau tindak pidana suap dan/atau tindak pidana pencucian uang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 378 KUHP dan/atau Pasal 372 KUHP dan/atau UU No 11 Tahun 1980 tentang Tindak Pidana Suap dan/atau Pasal 3, 4, 5 UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang TPPU.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement