REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Badan Ekonomi Kreatif RI (Bekraf RI) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Tatino Film di Berlin, Jerman. Penandatanganan yang berlangsung di KBRI Berlin pada Selasa (12/2) itu dilakukan antara Wakil Kepala Bekraf RI, Ricky Joseph Pesik dan CEO Tatino Film, Matthieu Darras. Turut menyaksikan penandatanganan, Duta Besar RI untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno.
Ricky mengakui pengembangan industri perfilman Indonesia menjadi salah satu prioritas Bekraf RI saat ini. Dalam tiga tahun terakhir, produksi film Indonesia meningkat sekitar 300 persen.
Begitu pula jumlah penonton bioskop di Indonesia melonjak dari sekitar 16 juta pada tahun 2015, menjadi sekitar 50 juta pada tahun 2018. Angka tersebut menunjukkan animo tinggi dari masyarakat dan insan perfilman Indonesia. Trend yang meningkat ini sekaligus menegaskan potensi besar yang bisa dikembangkan.
“Kita perlu menyiapkan pelaku perfilman yang lebih handal untuk dapat mengimbangi peningkatan ini. Untuk itulah kita sepakati kerja sama dengan Tatino Film di Berlin”, kata Ricky pada sambutannya dalam siaran persnya, Jumat (15/2).
Dubes Havas menyatakan peluang kerja sama perfilman perlu diperluas. Selain peningkatan kapasitas, ia mengusulkan sebuah paket komplet dalam kegiatan misi perfilman Indonesia di Jerman.
“Seperti kegiatan yang sempat saya hadiri kemaren, yakni pemutaran perdana Film Aruna dan Lidahnya di Festival Film Berlinale 2019. Ke depan perlu kita rancang kegiatan yang lebih lengkap. Tidak cuma menghadirkan para aktor/aktris, sutradara dan penulis film saja, tetapi juga kita buatkan paket kegiatan untuk dapat menggaet para investor untuk industri perfilman tanah air. Dengan potensi besar seperti disebutkan Pak Ricky tadi, tentunya menjadi magnet bagi para investor”, ujar Havas.
Sementara itu, Darras menuturkan, kerja sama dengan Bekraf RI ini sebenarnya telah dimulai sejak pertengahan 2017. Berbagai pembahasan kerja sama terus bergulir. Dari situ semakin terlihat peluang besar yang dapat dimanfaatkan. Hingga akhirnya kedua pihak sepakat untuk menandatangani MoU di awal tahun 2019 ini. Matthieu yang sebelumnya pernah berkuliah di Belanda mengaku sangat tertarik dengan keberagaman yang dimiliki Indonesia, yang menurutnya semakin menguatkan potensi besar Indonesia.
Dalam MoU disepakati beberapa bidang kerja sama, antara lain pelatihan film fiksi dan dokumenter untuk produser film, penulisan skenario, pengambilan gambar, dan penyuntingan. Setelah penandatanganan MoU ini, direncanakan kegiatan pelatihan oleh Tatino Film akan dimulai pada bulan Agustus nanti di Jakarta.