Jumat 15 Feb 2019 19:26 WIB

Kotak Suara Rusak, BPN Khawatirkan Celah Kecurangan Pemilu

Ribuan kotak suara di berbagai daerah ditemukan rusak.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Andri Saubani
Seorang jurnalis memeriksa kondisi kotak suara yang rusak di gudang logistik KPUD Cirebon, di Plumbon, Cirebon, Jawa Barat, Selasa (12/2/2019).
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Seorang jurnalis memeriksa kondisi kotak suara yang rusak di gudang logistik KPUD Cirebon, di Plumbon, Cirebon, Jawa Barat, Selasa (12/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Juru Bicara (Jubir) Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzhar Simanjuntak menilai Komisi Pemilihan Umum (KPU) perlu membuat semacam mitigasi untuk mengurangi kerusakan kotak suara di sejumlah daerah. BPN juga mengkhawatirkan rusaknya ribuan kotak suara bisa membuka celah kecurangan pemilu.

"Kami berharap KPU punya mitigasi kotak suara yang rusak. Kalau itu nggak mungkin diganti karena masalah administrasi karena keuangan, saya pikir mitigasinya bisa melalui pengamanan yang lebih ketat melibatkan para pihak yang berkontestasi," kata Dahnil di Media Center Prabowo-Sandiaga di Jalan Sriwijaya I, Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat (15/2).

Menurutnya KPU harus terbuka terhadap kritik. Adanya kritik tersebut dimaksudkan untuk memastikan agar demokrasi berjalan dengan baik. Selain itu kritik terkait hal itu juga dinilai penting untuk mengawasi kredibilitas penyelenggara pemilu.

"Jadi saya pikir penyelenggara harus terbuka dengan kritik. Kalau kemudian kotak suara begitu rusak harus cari solusi," ujarnya.

Sementara itu Juru Bicara BPN Suhud Aliynudin menilai masalah kotak suara harus menjadi perhatian serius semua pihak. Hal itu terbukti masih banyak temuan kotak suara rusak.

"Dikhawatirkan menjadi celah munculnya praktik kecurangan," ucapnya.

Oleh karena politikus PKS itu menilai kerjasama seluruh stakeholder, baik KPU, Bawaslu, aparat keamanan, LSM Pemilu dan elemen masyarakat, harus semakin ditingkatkan. Sehingga kekacauan pemilu yang disebabkan kotak suara yang mudah rusak bisa dicegah.

"Yang terpenting, semua pihak harus menjunjung tinggi asas kejujuran agar hasil pemilu memiliki legitimasi yang kuat," imbaunya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement