REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo siap melanjutkan kepemimpinannya sebagai Ketua Umum PB Forki periode 2019-2023. Gatot berharap periode keduanya nanti dapat mengantarkan Indonesia merebut prestasi terbaik di Olimpiade 2020 Tokyo.
Gatot sudah habis masa baktinya tahun ini sejak memimpin Forki pada 2014. Namun, dia masih berhak dipilih kembali untuk menakhodai federasi olahraga karate Indonesia itu pada Kongres Forki di Ballroom, Hotel Peninsula Jakarta, 15-16 Februari. Jika terpilih kembali, mantan panglima TNI ini akan memimpin Forki untuk periode 2019-2023.
“Pada pertemuan terakhir pada 11 Februari lalu, beliau kembali menyatakan kesediaannya untuk memimpin PB Forki. Beliau masih melanjutkan kepemimpinan di Forki karena ingin menggolkan Indonesia lolos ke Olimpiade 2020 Tokyo,” ujar Sekjen PB Forki Lumban Sianipar dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (15/2)
Sejauh ini, Gatot sangat fokus membawa Indonesia ke Olimpiada Tokyo. Apalagi, ini pertama kali karate dipertandingkan pada ajang multievent Olimpiade. Karena itu, dia terus mengirimkan sejumlah karateka terbaiknya guna mengikuti pertandingan-pertandingan di mancanegara yang menyediakan poin Olimpiade seperti Chile, Kejuaraan Dunia Spanyol, dan lain-lain. Bahkan, dia siap memberikan bonus Rp 2,5 miliar untuk karateka yang mampu merebut medali emas di Olimpiade Tokyo.
“Ini agar para karateka termotivasi untuk mempersiapkan diri, sehingga mampu menjadi yang terbaik pada ajang multievent dunia itu,” ujar Gatot, saat itu.
Yang jelas, banyak perguruan dan Forki provinsi yang masih menginginkan kiprah Gatot di Forki. Salah satu petinggi perguruan Lemkari Ikhlas Bahar misalnya, sangat berharap Gatot memimpin kembali Forki. Sebab, Gatot dinilai berhasil membawa karate Indonesia meraih puncak kesuksesan. Salah satunya, selain mampu menjadi tuan rumah yang baik saat Kejuaraan Dunia Kadet-Junior dan U-21 di BSD Tangerang Selatan pada 2015, Indonesia juga mampu merebut 4 medali emas di kejuaraan dunia resmi Federasi Karate Dunia (WKF) itu lewat Ahmad Zigi Zaresta (kata junior perorangan putra), Faqih Karomi (kumite kadet -70 kg putra), Ceyco Georgia Zefanya (kumite junior 59+ kg putra), dan Muhammad Fahmi Sanusi (kumite junior -76 kg putra).
“Ini prestasi luar biasa karena sebelumnya Indonesia tidak meraih prestasi emas sebanyak ini. Belum lagi pada Asian Games 2018, Indonesia juga merebut medali emas lewat Rifky Ardiansyah Arrosyiid setelah emas terakhir dipersembahkan Hasan Basari pada 2002. Itu semua saat Forki di bawah kepemimpinan Pak Gatot,” ujar Ikhlas.