Jumat 15 Feb 2019 23:52 WIB

Pemerintah Sebut Penggunaan B20 Mengurangi Impor Gas

Menko Darmin menyebut kebijakan itu memperlihatkan hasil di neraca perdagangan

Sosialisasi pemamfaatan Biodiesel (B20) di Kantor Pertamina Unit Pemasaran, Kota Bandung, Kamis (4/2).
Foto: Republika/ Edi Yusuf
Sosialisasi pemamfaatan Biodiesel (B20) di Kantor Pertamina Unit Pemasaran, Kota Bandung, Kamis (4/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan kewajiban penggunaan biodiesel (B20) yang dicanangkan pemerintah telah bermanfaat untuk mengurangi impor migas.

"Kebijakan B20 ada pengaruhnya terhadap neraca perdagangan migas," kata Darmin di Jakarta, Jumat (15/2).

Baca Juga

Ia memastikan kebijakan yang bertujuan untuk menekan defisit neraca migas ini mulai memperlihatkan hasil sejak diimplementasikan pada September 2018. Selama ini, tingginya impor migas, terutama solar, telah menjadi salah satu penyebab utama neraca transaksi berjalan terus mengalami defisit.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis nilai impor Indonesia Januari 2019 mencapai 15,03 miliar dolar AS atau turun 2,19 persen dibanding Desember 2018 sebesar 15,36 miliar dolar AS.

Dibandingkan periode Januari 2018, nilai impor juga mengalami penurunan sebesar 1,83 persen dari 15,31 miliar dolar AS.

Penurunan impor itu dipicu oleh impor migas yang turun sebesar 16,58 persen dari 2,03 miliar dolar AS pada Desember 2018 menjadi 1,69 miliar dolar AS pada Januari 2019. 

Penurunan impor migas dipicu oleh seluruh komponen migas, yakni minyak mentah 15,4 juta dolar AS (3,27 persen), hasil minyak 280,5 juta dolar AS (20,98 persen), dan gas 39,9 juta dolar AS (18,34 persen).

Meski impor mengalami penurunan, kinerja ekspor nasional belum memperlihatkan hasil yang positif pada awal tahun 2019.

Nilai ekspor Indonesia pada Januari 2019 mencapai 13,87 miliar dolar AS atau turun 3,24 persen dibanding ekspor Desember 2018 sebesar 14,33 miliar dolar AS.

Jika dibandingkan Januari 2018, nilai ekspor juga mengalami penurunan sebesar 4,70 persen dari 14,55 miliar dolar AS.

Kinerja ekspor yang melambat ini menjadi penyumbang terjadinya defisit neraca perdagangan sebesar 1,16 miliar dolar AS pada Januari 2019, lebih tinggi dari Desember 2018 sebesar 1,03 miliar dolar AS. 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement