REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Nasarudin Umar menyebut eco-masjid sudah ditunjukkan dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Nabi disebut pernah menyuruh sahabat dan umatnya untuk tetap menanam pohon meskipun esok dunia akan kiamat. Saat terjadi peperangan, para sahabat dilarang untuk mematahkan ranting pohon serta mencabut batang dan akarnya.
"Nabi selalu menekankan penghijauan. Beliau juga menggagas pengairan. Jadi, rumputrumput termasuk amal manakala dimakan oleh binatang,"ujar dia.
Menurut dia, orang yang menanam dan merawat rumput lalu dimakan oleh binatang sama dengan sedekah. "Menghijaukan masjid ini jadinya sangat mulia," tambah dia.
Ia menyebut kata eco dalam eco-masjid berarti lingkungan. Lingkungan yang perlu diperhatikan bukan hanya hijau atau pepohonan saja tapi juga bersahabat dengan alam, sumber mata air.
Masjid pun harus menjadi rah mat bagi ekosistem di sekitar nya. Nabi SAW disebut menjadi orang yang sangat memerhatikan lingkungan. Ia pernah berkata, "Jangan kalian membuang kotor an di air yang mengalir, seperti sungai."
Sungai jangan sampai dijadikan tempat sampah umum atau tempat pembuangan umum. Rasulullah pun menyebut jangan membuang kotoran di air tergenang karena berpotensi menjadi wabah penyakit.
"Artinya, Nabi mengajak untuk menjaga ekosistem. Masjid berfungsi untuk menyucikan sekitarnya," ujarnya. Untuk itu, mantan wakil menteri agama itu menjelaskan, Istiq lal akan direnovasi untuk menjalankan kepedulian lingkungan ini. Ia ingin Masjid Istiqlal men jadi contoh eco-masjid yang ba gus dan bersahabat.