REPUBLIKA.CO.ID, SURREY -- Pada 17 Februari 1959 silam, Perdana Menteri (PM) Turki Adnan Menderes selamat dari kecelakaan udara di London yang menewaskan 12 orang. Menderes kala itu tengah dalam perjalanan ke ibu kota Inggris untuk mengadakan pembicaraan soal Siprus dengan perdana menteri Inggris, Yunani, dan Siprus.
Dia bersama 22 penumpang lain terbang dengan jet Viscount. Mengudara di Wood Jordan, dekat Newdigate di Surrey, pesawat hilang kendali dan jatuh. Hanya 10 dari 22 penumpang dan awak di pesawat Pemerintah Turki yang selamat dan dua lainnya terluka parah.
Seorang pejabat dari Kementerian Penerbangan Sipil mengatakan, kecelakaan tersebut adalah kecelakaan terburuk yang pernah ia lihat. "Kondisi Perdana Menteri cukup baik. Dia merasa cukup baik-baik saja, meskipun dia sangat menyesal tentang apa yang terjadi pada para korban yang ikut terbang bersamanya," ujar Sekretaris Pers Turki, Sedik Penmen seperti dikutip BBC History, Ahad (17/2).
Pesawat tersebut berangkat dari Istanbul dan dialihkan dari Bandara Gatwick karena ada kabut. Berdasarkan jadwal, pesawat tiba di Bandara London pada pukul 16.00 ketika hilang dari radar.
Tidak lama usai jatuh, penduduk lokal Margaret Bailey, satu-satunya saksi mata, melihat pesawat jatuh tiga mil di sepanjang jalur penerbangan dari Gatwick. Menurutnya pada waktu itu, pesawat yang juga membawa Perdana Menteri Yunani Constantin Karamanlis mendarat di Gatwick tanpa insiden.
Jet Turki kehilangan sayapnya dan mesin robek ketika terperosok 300 meter melalui kayu dan mendarat terbalik menabrak pohon-pohon sehingga bagian dalam pesawat hancur dan terbakar. Tiga divisi dari Surrey Fire Brigade memadamkan api meskipun upaya mereka terhambat oleh kabut tebal.
Setelah menerima pertolongan pertama di rumah pertanian Nyonya Bailey yang berjarak sekitar 200 meter, PM Menderes dilarikan ke rumah sakit di London 90 menit kemudian.
Korban lainnya dirawat di rumah sakit di East Grinstead, Redhill, dan Dorking. Usai kejadian, Ratu dan Uskup Agung Makarios dari Siprus mengirim pesan simpati.
Ikuti Whatsapp Channel Republika