Ahad 17 Feb 2019 11:08 WIB

Fadli Zon: Puisi Doa yang Ditukar Dipelintir

Fadli Zon merasa difitnah menyerang KH Maimoen Zubair.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Nur Aini
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Fadli Zon
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Fadli Zon

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon kembali menegaskan bahwa puisi berjudul 'Doa yang Ditukar' tak ditujukan untuk KH Maimoen Zubair. Ia merasa puisinya dipelintir.

"Saya difitnah sebagai telah menyerang KH Maimoen Zubair melalui puisi tersebut. Tuduhan tersebut sangat tidak masuk akal, mengingat saya sangat menghormati KH Maimoen Zubair dan keluarganya," kata Fadli di keterangan tertulisnya, Ahad (17/2).

Fadli menjelaskan, secara bahasa, puisi ditulis tidak rumit dan bahasanya sengaja dibuat sederhana agar dipahami luas. Terdapat tiga kata ganti dalam puisi tersebut, yaitu “kau”, “kami” dan “-Mu”.

"Tak perlu punya keterampilan bahasa yang tinggi untuk mengetahui siapa “kau”, “kami” dan “-Mu” di situ. Apalagi, dalam bait ketiga, saya memberikan atribut yang jelas mengenai siapa “kau” yang dimaksud oleh puisi tersebut," kata dia.

Pemelintiran seolah kata ganti “kau” dalam puisi tersebut ditujukan kepada Maimoen Zubair, kata Fadli jelas mengada-ada dan merupakan bentuk fitnah. Tuduhan tersebut, kata dia bukan hanya telah membuat saya tidak nyaman, tapi juga mungkin telah membuat tidak nyaman keluarga Maimoen Zubair.

"Kami dipaksa seolah saling berhadapan, padahal di antara kami tidak ada masalah dan ganjalan apa-apa," ungkap Fadli.

Adapun alasan penulisan itu, kata Fadli, justru karena ia menghormati Maimoen Zubair. Menurut Fadli, Mbah Moen diperlakukan tidak pantas hanya demi memuluskan ambisi politik seseorang ataupun sejumlah orang. "Inilah yang telah mendorong saya menulis puisi tersebut. Saya tidak rela ada ulama kita dibegal dan dipermalukan semacam itu," ujar dia.

Fadli mengklaim, klarifikasi tersebut sudah diterima pihak keluarga Maimoen Zubair. Fadli juga akan meminta maaf pada ulama yang dikenal dengan panggilan Mbah Moen itu. Namun, permintaan maafnya itu bukan karena puisinya, melainkan karena kontestasi politik saat ini dirasa membuat Mbah Moen dan keluarga menjadi tidak nyaman.

Mbah Moen saat dikunjungi Capres 01 Joko Widodo (Jokowi) mengucapkan doa, di mana doa tersebut justru menyebut nama Capres 02 Prabowo Subianto. Doa mbah Moen kemudian menjadi perbincangan di media sosial. Kubu Jokowi melalui Ketua Umum PPP Romahurmuzy segera mengklarifikasi, dan mengklaim bahwa doa Mbah Moen adalah untuk Jokowi, bukan Prabowo.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement