REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- General Manager Angkasa Pura (AP) 1, Agus Pandu Purnama, mengatakan New Yogyakarta International Airport (NYIA) pada April ini sudah bisa beroperasi. Tapi, operasional baru bisa dilakukan untuk penerbangan internasional.
"Jadi, Insyaallah di awal bulan April kita akan membuka international flight," kata Pandu saat jumpa media di Royal Ambarukmo Hotel, Sabtu (16/2) lalu.
Itu berarti, NYIA akan menampung enam penerbangan yang hari ini terdapat di Bandara Adisutjipto (excisting) yaitu dari Air Asia dan Silk Air. Rutenya, ke Singapura dan Kuala Lumpur.
Beberapa persiapan dilakukan untuk pindah mulai dari paket CIQ atau Imigrasi, Pabean dan Karantina. Jadi, saat April mendatang, operasional NYIA benar-benar sudah siap menyambut penumpang.
April, lanjut Pandu, dari sisi udara (runway) akan memiliki landasan 3.250 x 45 meter, ditambah parallel taxiway yang sama panjangnya dan apron. Ia menekankan, operasional landasan akan diusahakan 100 persen.
"Namun, khusus untuk sisi darat (pendukung), terutama untuk terminal kita akan pastikan di April ini bisa melayani penerbangan internasional," ujar Pandu.
Terkait aksesibilitas, ia mengaku untuk kereta api masih dalam perkembangan oleh Kementerian Perhubungan dan KAI. Pada April, mereka akan memanfaatkan Stasiun Mojo yang ada di antara Wates dan Purworejo.
Stasiun Mojo sendiri berjarak lima kilometer atau sekitar 10 menit jika ditempuh bus ke Terminal NYIA. Beberapa waktu lalu moda ini sudah dijajal Gubernur DIY dari Stasiun Tugu yang menempuh waktu 40-45 menit.
Selain jalan raya yang belum ada pelebaran, moda kereta api tentu akan sangat berguna. KAI sendiri sudah menyampaikan ada beberapa gerbong yang diberhentikan di Stasiun Mojo.
"Jadi ada jadwal-jadwal yang tidak hanya 1-2 per hari, tapi secara periodik akan berhenti di Stasiun Mojo," kata Pandu.
Dari terminal ke Stasiun Mojo, NYIA telah pula menggandeng Djawatan Angkoetan Motor Republik Indonesia (DAMRI). Mereka akan menyiapkan armada-armada DAMRI yang merupakan shuttle.
Artinya, bisa 10 menit atau 30 menit sekali, mereka akan selalu bergerak dari Stasiun Mojo menuju ke terminal. Selain itu, akan ada rute-rute tambahan yang tentunya disiapkan DAMRI untuk menjangkau Kota Yogyakarta.
"Kami optimistis di April pekan pertama kita bisa memindahkan penerbangan internasional (existing) yang ada di Yogyakarta," ujar Pandu.
Ke depan, mereka mengaku memang akan membuka peluang lebih besar. Optimalnya, NYIA bisa melaksanakan sekitar 300 penerbangan per hari, sehingga pada saat pergantian musim mereka diharap maskapai bisa memanfaatkan slot-slot yang ada.
Project Manager NYIA, Taochid Purnomo Hadi menuturkan, pembangunan secara fisik sendiri justru baru dimulai pada Oktober 2018. Saat ini, ia mengaku pembangunan NYIA sudah mencapai 36 persen.
Untuk mengejar operasional April, mereka sudah memproduksi beton sampai 6.000 kubik per hari. Jika lebar jalan sekitar tujuh meter, mereka bisa membangun jalan hampir lima kilometer dalam satu hari.
Artinya, untuk membangun NYIA yang 40 kilometer, hanya beberapa hari memang sudah jadi jalannya. Semangat itu ada pula di pengaspalan yang perkembangannya per hari hampir sekitar dua ton.
"Dari rupiahnya, Angkasa Pura sudah harus menyiapkan Rp 152 miliar satu pekan," kata Taochid.
Kadiv Operasi DAMRI Pusat, Suyanto menjelaskan, secara existing DAMRI sendiri sebenarnya sudah memiliki tiga lintasan. Mulai dari Bandara Adisutjipto ke Magelang, ke Purworejo dan ke Kebumen.
Tahap kedua, ia mengaku akan memperpanjang lintasan dari Kulonprogo ke Wonosobo, ke Cilacap dan ke Purwokerto. Untuk Stasiun Mojo, Suyanto membenarkan akan ada shuttle dan telah disurvei.
Survei mendapati jarak sekitar lima kilometer, dan akan mengoperasionalkan kendaraan berjenis Hiace. Saat ini, DAMRI sudah memiliki existing 38 unit, dengan tujuh unit kendaraan baru.
Tujuh unit kendaraan baru itu terdiri dari dua unit kategori medium dengan spesifikasi Isuzu NQR 71 dan lima unit Hiace. Saat ini, ia menegaskan, posisi kendaraan sudah ada di Pul Damri.
"Tinggal proses surat-surat kendaraan, dan nanti kita akan membuat kajian lebih lanjut lagi," ujar Suyanto.
Pandu menambahkan, untuk transportasi daring (online) AP sudah membicarakannya dan khusus di NYIA memang akan diadakan. Walau belum bisa dipastikan, ia merasa transportasi daring itu memang sudah menjadi kebutuhan masyarakat.
Secara umum, terminal yang akan dioperasikan NYIA pada April sekitar 12.920 meter persegi dan sudah mendekati luas Bandara Adisutjipto. Pandu berharap, pada Desember 2019 sudah bisa dibangun terminal seluas 210 ribu meter persegi.
Atas semua rencana, verifikasi akan dilakukan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Kemenhub) pada 14-15 Maret 2019. Penilaian itulah yang akan memastikan apakah NYIA sudah siap beroperasi pada April.