Senin 18 Feb 2019 07:37 WIB

Warga Cipulir Tuntut Masalah Banjir Segera Diselesaikan

Bendung Koja dipenuhi sampah akibatkan banjir di Kota dan Kabupaten Bekasi

Rep: Mimi Kartika/Dedy Darmawan Nasution/ Red: Bilal Ramadhan
Banjir di Jakarta Selatan
Foto: Foto: mg01
Banjir di Jakarta Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah wilayah di empat kecamatan Jakarta Selatan mengalami banjir akibat hujan deras pada Sabtu (16/2) malam. Di antaranya banjir terjadi di RW 03 Kelurahan Petogogan, Kecamatan Kebayoran Baru, dan RT 08 RW 06 Kelurahan Cipulir, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Salah seorang warga RT 02 RW 03 Kelurahan Petogogan, Tejo Kuswantoro (47), mengatakan, jalan di wilayahnya selalu tergenang air ketika hujan. Namun, pada Sabtu malam kemarin, air itu masuk hingga ke rumahnya.

"Kalau hujan ya genangan air saja di jalan tapi enggak tinggi, semata kaki. Tetapi, kalau malam ini sebagian masuk rumah. Air masuk rumah saya juga tadi malam," ujar Tejo saat ditemui Republika, Ahad (17/2).

Selain itu, warga RT 06 RW 03 Kelurahan Petogogan, Djamaludin (65), juga rumahnya terendam banjir hingga setinggi paha orang dewasa. Air masuk ke rumahnya sesaat hujan turun dan berangsur surut pada Ahad dini hari.

Ia bersama istrinya pada Ahad pagi baru saja selesai membersihkan rumah dari lumpur yang terbawa banjir. Tak hanya keluarga Djamal, ketika Republika mengunjungi wilayah RW 03, terlihat beberapa orang sedang membersihkan rumahnya.

"Aduh, Mbak, sama yang lain saja ya. Ini saya sedang repot bersih-bersih rumah. Iya tadi malam banjir sampai masuk rumah," kata Amel (42), warga RT 06 RW 03 Kelurahan Petogogan kepada Republika.

Ketua RT 08 RW 06, Basuki, mengatakan, wilayahnya kerap tergenang air saat hujan turun. Bahkan, pada Sabtu malam hingga Ahad dini hari, air hujan sampai merendam rumah yang mengakibatkan kerugian karena barang elektronik warga terendam air.

"Banjir sudah menahun, sudah dilaporkan ke kecamatan, kelurahan, wali kota, sampai bosan, tetapi realisasi enggak ada," kata Basuki.

Ia meminta realisasi Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Selatan mengatasi banjir yang sering melanda wilayahnya. Ia menduga banjir terjadi karena beberapa bangunan yang didirikan di atas saluran air sehingga menyumbat aliran.

Ia bersama warga telah sering mengadakan pertemuan dari tingkat kelurahan hingga wali kota. Warga menuntut agar bangunan yang menyumbat saluran air segera ditindak dan normalisasi saluran air itu sendiri.

Untuk itu, ia bersama sejumlah warga berencana mendatangi kelurahan pada Senin (18/2) pagi dilanjutkan ke kantor Wali Kota Jakarta Selatan mendesak agar pemkot mengatasi permasalahan banjir. Ia mengaku tak akan pulang jika permintaan mereka tak dikabulkan.

Sementara itu, Wali Kota Jakarta Selatan Marullah Matali mengatakan, pihaknya berupaya membenahi saluran air di Jakarta Selatan, termasuk tuntutan warga RT 08 RW 06 Kelurahan Cipulir, Kecamatan Kebayoran Lama, untuk menertibkan bangunan yang menutup saluran air.

"Iya lagi dibenahi. Ada beberapa yang lagi dibenahi makanya teman-teman di lapangan lagi dibenahi," kata Marullah saat dihubungi Republika, Ahad.

Meski tak tahu langsung mengenai adanya bangunan yang menutup saluran air, Marullah menyatakan telah mendengar informasi tersebut. Ia menyebut akan menindaklanjuti hal tersebut sebagai upaya mencegah banjir di Jakarta Selatan.

Pasalnya, menurut dia, saluran air yang tersumbat menjadi salah satu penyebab beberapa wilayah di Jakarta Selatan terendam banjir. Sebagai antisipasi mencegah banjir, Marullah meminta Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) untuk mengatasi saluran-saluran air yang tersumbat.

"Tetapi, tadi malam yang tidak diduga-duga terjadi. Dalam hal ini Suku Dinas SDA terkait dengan saluran-saluran air yang begitu karena pemeliharaannya menjadi penting," kata Marullah.

Bendung Koja Dipenuhi Sampah

Penumpukan sampah bambu kembali terjadi di Bendung Koja, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi. Kejadian tersebut merupakan kali keenam dalam tiga bulan terakhir. Akibat penumpukan itu, sebanyak empat perumahan di wilayah perbatasan antara Kota Bekasi dan Kabupaten Bogor terendam banjir.

Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas (KP2C), Puarman, menuturkan, volume sampah bambu tersebut mencapai 100 kubik. Pada Ahad (17/2), sebanyak 25 orang personel gabungan dari KP2C, Pasukan Katak, Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, dan warga setempat melakukan pembersihan untuk mencegah banjir.

“Sebagian sampah bambu dimanfaatkan warga, sebagian untuk Hutan Bambu Kota Bekasi, dan sisanya di buang. Ini sangat mengancam permukiman sekitar kalau menumpuk,” kata Puarman kepada Republika.

Ia menjelaskan, sampah bambu mulai terlihat menumpuk sejak Jumat (15/2) pekan lalu terbawa aliran air dari hilir. Sehari setelahnya, Puarman menuturkan, penumpukan makin banyak dan menyumbat aliran air. Alhasil, banjir menggenangi dua perumahan di Kabupaten Bogor dan dua perumahan di Kota Bekasi pada Sabtu (16/2) dini hari WIB.

Di Kabupaten Bogor, banjir menggenangi Vila Nusa Indah 3 dan Vila Mahkota Pesona. Sementara itu, di Kota Bekasi, yang terendam banjir adalah Perumahan Perkemahan Jatisari dan Puri Nusaphala. Banjir kemudian kembali surut pada Sabtu siang setelah pintu air di Bendung Koja dibuka.

“Sebelumnya saya sudah duga bahwa penumpukan bambu di Bendung Koja bisa menyebabkan banjir di empat perumahan. Sekarang terbukti,” ujar dia.

Adapun tinggi genangan banjir di empat perumahan itu dilaporkan mencapai antara 20-60 sentimeter. Sementara itu, tinggi permukaan air Sungai Cikeas di Bendung Koja mencapai 417 sentimeter. Menurut dia, hal itu merupakan tingkat permukaan tertinggi sejak 2015 silam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement