Senin 18 Feb 2019 16:02 WIB

Lesunya Pariwisata Hantam Sektor UMKM NTB

Penurunan penjualan produk UMKM sudah dirasakan sejak bencana gempa.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Dwi Murdaningsih
Misnawati bantu pasarkan songket dan tenun ratusan pengrajin prasejahtera di Desa Sukarara, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Foto: Republika/Umi Nur Fadhilah
Misnawati bantu pasarkan songket dan tenun ratusan pengrajin prasejahtera di Desa Sukarara, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Nusa Tenggara Barat (NTB), khususnya di Pulau Lombok, merasakan dampak signifikan dari belum pulihnya sektor pariwisata. Kepala Dinas Perdagangan NTB Selly Andayani mengatakan, penurunan tingkat penjualan kerajinan tenun dan songket, serta produk UMKM NTB secara umum, mulai terlihat sejak bencana gempa pada pertengahan tahun lalu.

Kondisi ini diperparah dengan tingginya harga tiket pesawat dan bagasi berbayar yang terjadi pada low season.

Baca Juga

"Pariwisata dan UMKM satu kesatuan, pasti terdampak (karena bencana), sekarang dengan berlakunya harga tiket dan bagasi berbayar dihantam lagi kita. (Penurunan penjualan) bukan berapa persen lagi, tapi sudah nangis UMKM ini," ujar Selly di Mataram, NTB, Senin (18/2).

Selly berharap kebijakan Garuda Indonesia yang sudah menurunkan harga tiket pesawat hingga 20 persen dapat diikuti maskapai lain. Selly menilai, harga tiket pesawat dan bagasi berbayar sangat memengaruhi rencana liburan calon wisatawan ke Lombok.

Sembari menunggu sektor pariwisata Lombok pulih, Selly menilai kondisi ini bisa dimanfaatkan membenahi sektor UMKM Lombok, baik dari segi standarisasi hingga peningkatan kualitas.

Selly menilai, produk UMKM yang sudah memenuhi standarisasi dapat menjual produknya melalui i-shop NTB yang merupakan sebuah toko daring (online) yang terintegrasi atas kerja sama Dinas Perdagangan NTB dengan BNI dan Pos Indonesia sebagai transaksi keuangan dan juga pengiriman produk.

Selly berharap kehadiran i-shop menjadi jalan keluar bagi para pelaku UKM di NTB dalam memasarkan produknya. Selly memaparkan, dari 100 UKM yang mendaftar telah disaring menjadi 20 UKM yang dianggap memenuhi syarat berjualan di i-shop.

Ragam jenis produk unggulan NTB di i-shop terdiri atas produk kerajinan tangan seperti gerabah, kain tenun, ketak, cukli, mutiara, hingga susu kuda liar. Selly menyebutkan, penjualan melalui i-shop juga bisa menjadi upaya alternatif UMKM memasarkan produknya pada saat lesunya sektor pariwisata Lombok.

"Kalau untuk datang ke sini, saya rasa (turis) hanya melihat saja, tidak bawa oleh-oleh, toko oleh-oleh banyak yang menangis, dengan i-shop mereka bisa jual lewat online," ucap Selly.

Selly menambahkan, Gubernur NTB Zulkieflimansyah telah mewajibkan aparatur sipil negara (ASN) menggunakan tenun setiap Senin dan Kamis pada pencanangan penggunaan tenun pada 18 Desember 2018. Kata Selly, sejak dicanangkan, para pelaku UMKM mendapatkan cukup banyak pesanan tenun.

"Kita juga terus memasarkan dan promosikan tenun yang sudah ada, kita kurasi dibantu kurator dari Dinas Pariwisata NTB," kata Selly.

Tenun NTB, lanjut Selly, juga akan mengikuti Festival Tenun Nasional di Jakarta dan juga Festival Pesona Bau Nyale pada 21 Februari 2019 di Lombok Tengah.

"Semoga dengan meningkatnya penggunaan tenun ini akan menghasilkan nilai positif untuk ekonomi NTB, terutama dari para pengrajin tenun kita," ungkap Selly.

Ketua Dewan Kerajianan Nasioal Daerah (Deskranasda) NTB Niken Saptarini Widyawati menyambut positif langkah Dinas Perdagangan NTB meningkatkan kualitas pelaku UMKM saat ini. Menurut Niken, masyarakat NTB perlu diajak lebih masif dalam menggunakan tenun untuk mendorong keberlangsungan para pengrajin tenun NTB yang terdampak dari lesunya sektor pariwisata.

"Untuk pariwisata yang sedang lesu, kita ciptakan pasar dari dalam dulu, warga kita sosialisasi pakai tenun. Kalau berharap banyak turis dari luar, kita akan menunggu sampai semua pulih karena ada masalah harga tiket dan bagasi," ujar Niken.

Niken menilai, semakin banyaknya warga NTB yang mengunakan tenun tentu akan berdampak positif bagi para pelaku UMKM yang bergerak di bidang tenun. Istri dari Gubernur NTB Zulkieflimansyah itu mengatakan, Pemprov NTB mendukung penuh penggunaan tenun dengan membuat aturan penggunaan tenun bagi ASN setiap Senin dan Kamis.

"Saya juga mengimbau tidak hanya ASN Pemprov NTB, tapi kantor-kantor lain yang ada di NTB dan juga masyarakat untuk menggairahkan penggunaan tenun," kata Niken.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement