REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menutup 2018 lalu pemerintah melelang empat blok migas, tiga di antaranya laku dalam lelang dan saat ini sudah siap beroperasi. Siap beroperasinya blok ini ditandai dengan penandatanganan kontrak gross split oleh tiga Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang menjadi operator dari masing masing blok tersebut.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar berpesan agar semua kontraktor bisa segera melakukan eksplorasi. Arcandra menjelaskan tahapan eksplorasi ada beberapa hal seperti Studi GnG dan seismik. Ia berharap tahapan-tahapan eksplorasi ini bisa segera dilakukan.
"Kami berharap kita semua bisa bekerja sama. Kami berharap eksplorasi bisa dilakukan, jadi kita bisa mendapatkan minyak dan gas," ujar Arcandra di Kementerian ESDM, Senin (18/2).
Tiga KKKS tersebut adalah Pertamina Hulu Energi sebagai operator dari Blok Maratua. Sedangkan, Konsorsium Repsol bersama dengan Medco sebagai operator Blok South Sakakemang. MP (South Andaman) Holding RSC LTD bertindak sebagai operator Blok South Andaman.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM, Djoko Siswanto menjelaskan penandatanganan kontrak ini menambah deretan blok migas yang memakai skema gross split sebagai kontraknya. Total blok migas yang memakai kontrak gross split sebanyak 40 blok.
Selain itu, dengan tandatangan kelola blok ini, maka pemerintah mendapatkan pendapatan dari pembayaran bonus tanda tangan dan komitmen kerja pasti.
"KKKS siap untuk tanda tangan hari ini, SB sebesar 6 juta dolar AS, KKP sebesar 10,95 juta dolar AS. Dengan ada tiga kontrak ini, maka sembilan kontrak kerja sama gross split sepanjang 2018," ujar Djoko.