Selasa 19 Feb 2019 06:25 WIB

Berdirinya Rumah Makan Gratis di Ciangsana

Tidak perlu menunggu kaya untuk membantu orang lain.

Rep: mgrol118/ Red: Andi Nur Aminah
Rumah maka gratis yang disiapkan di wilayah Ciangsana, Bogor
Foto: mgrol118
Rumah maka gratis yang disiapkan di wilayah Ciangsana, Bogor

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Rumah Makan Gratis Ciangsana berlokasi di Ciangsana, Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Rumah makan ini berdiri sejak  2016. Rumah makan gratis tersebut telah dikenal banyak masyarakat luar Bogor karena informasi keberadaannya yang sudah dimuat berbagai media massa. Namun tahukah anda, kalau rumah makan gratis yang bermanfaat bagi masyarakat membutuhkan itu memiliki kisah luar biasa dibalik keberadaannya.

Pendiri Rumah Makan Gratis Ciangsana, Aditya Prayoga, menyampaikan, keberadaan rumah makan gratis itu berbekal dari sebuah prinsip hidupnya. “Berbekal prinsip hidup tersebut saya mendirikan rumah makan yang orientasinya bukan keuntungan, melainkan menolong orang lain yang membutuhkan makanan,” tuturnya.

Baca Juga

Prinsip hidup Aditya yakni tidak perlu menunggu kaya untuk membantu orang lain. Bapak satu anak tersebut mengatakan, bukan tanpa alasan dia mendirikan rumah makan gratis. Hal itu dikarenakan latar belakang hidupnya yang sempat merasakan serba kekurangan.

Pria kelahiran Palembang itu dahulunya hidup susah. Aditya menceritakan, sebelum dia sukses menjalankan Rumah Makan Gratis Ciangsena ini, dia sempat menjadi gelandangan. "Nekat datang ke Jakarta dari Palembang . Saya sempat jadi gelandangan sampai menginap di Masjid Istiqlal selama hampir sebulan,” ungkapnya.

Aditya mengatakan, saat itu dia tidak mau membiasakan menahan lapar hingga akhirnya ada petugas masjid yang memberi saya makan. Dia pun mengaku, suatu waktu saat itu ada seorang ustaz yang menemuinya dan memberikan pesan kepadanya. “Kalau mau jadi orang baik, belajar Alquran dan mengajarkannya. Amalkanlah diri agar bermanfaat untuk orang lain,” ucap Aditya memberitahu pesan dari ustaz tersebut kepada Republika.co.id.

Setelah pertemuan dengan ustaz tersebut, Aditya berusaha belajar agama melalui Alquran. Kemudian dia mengamalkan isi yang terkandung dalam Alquran seperti memanjangkan jenggot, menikah, dan mengamalkan ajaran Islam lainnya. Dia pun tidak lupa terhadap pesan ustaz yang pernah menemuinya waktu itu, yakni menjadi manusia yang bermanfaat.

Maka pada 2016, dia mulai membantu seorang nenek yang tidak sengaja ditemuinya di jalan. Aditya mengatakan, kalau nenek tersebut kondisinya sedang sakit pada bagian kakinya. “Maka saya sering membawakan makanan ke rumahnya yang lumayan jauh dari rumah saya,” ungkapnya.

Dia mengaku, setelah membantu nenek tersebut rezekinya lancar dan berlebih. “Maka saya teruskan membantu nenek itu, juga beberapa orang jompo lain,” tuturnya. Namun Aditya berpikir, lumayan lelah kalau harus terus mengantarkan makanan gratis tersebut.

Akhirnya Aditya bilang kepada isterinya, mengenai rencana untuk menyiapkan makanan dengan porsi banyak, setelah itu disimpan di depan rumah biar nanti mereka yang membutuhkan dapat mengambilnya sendiri. “Saya juga merasa lebih banyak yang dapat dibantu dengan cara itu, karena di sana sering lewat tukang sapu, rongsokan dan pemulung,” ucapnya.

Tidak lama dari itu, Aditya akhirnya memutuskan pindah rumah ke Pabuaran Kulon, Ciangsana, Gunung Putri Bogor. “Dengan kepindahan rumah itu, saya buat tempat makan gratis yang lebih besar lagi. Bersyukur karena rezeki terus ada,” ungkapnya.

Maka sejak perpindahan rumahnya awal tahun ini, Rumah Makan Gratis Ciangsana yang sebelumnya ada di kampung sudah berpindah lokasinya ke pinggir jalan raya. Aditya yang bekerja sebagai penjual speaker berisi murottal Alquran dan baru-baru ini memiliki bisnis parfum dan sabun, mengatakan, dalam sehari rumah makan gratis yang dikelolanya itu menyediakan 300 porsi makanan.

Aditya menyampaikan, terdapat pihak yang bersedia menyumbangkan hartanya untuk penyediaan makanan gratis tersebut. Namun, prinsip Aditya lainnya yakni tidak pernah ingin meminta. “Kalau ada yang ingin menyumbangkan dalam bentuk apapun, kami terima,” katanya.

Aditya berharap, dapat terus membantu mereka yang memang membutuhkan. “Saya juga ingin membuat kolam renang gratis, agar masyarakat yang miskin dapat merasakan berenang di tempat yang baik. Rencana lainnya lagi  saya terpikir membuat kantin gratis yang masih di sekitar daerah sini lokasinya, karena ada tanah 15 hektar yang sudah diwakafkan. ” tuturnya.

Tidak henti di sana harapannya, Aditya juga ingin membangun masjid di sekitar kantin gratis tersebut. “Kantin gratis ini memiliki konsep yakni mereka para penjual yang berasal dari fakir miskin tahun pertama mendapat zakat plus pelatihan membuat makanan, kemudian tahun berikutnya penjual wajib membayar zakat,” ucapnya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement