REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, BAGHOUZ -- Warga Amerika Serikat (AS) Hoda Muthana merasa menyesal bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Kini dia memohon agar diizinkan pulang ke kampung halamannya di Alabama, AS.
Perempuan yang berusia 24 tahun sebelumnya diketahui cukup aktif mengkampanyekan ISIS. Bahkan dia menyerukan di media sosial agar darah orang-orang Amerika tertumpah.
Hoda mengatakan, tindakannya tahun lalu meninggalkan AS merupakan kesalahan terbesar. Ia mengaku telah dicuci otaknya oleh ISIS. Hoda merasa salah paham tentang ajaran iman. Dia dan teman-temannya mengira sudah menjalankan ajaran Islam ketika menyelaraskan diri dengan ISIS.
"Pada dasarnya, kami berada dalam masa ketidaktahuan. Saya mengira sudah menjalankan perbuatan yang benar di jalan Tuhan," ujar Hoda seperti dilansir Guardian, Selasa (19/2).
The Guardian mewawancarai khusus Hoda di kamp pengungsi al-Hawl di Suriah utara.
Selama empat tahun di Suriah, Hoda melahirkan seorang putra yang kini berusia 18 bulan. Dia merupakan satu-satunya warga AS di kamp yang berisi 1.500 perempuan dan anak-anak anggota ISIS.
Baca juga, Kepulangan Mantan Perempuan ISIS yang Diributkan di Inggris.
Kisah Hoda dimulai ketika meninggalkan rumahnya untuk bergabung dengan ISIS tanpa sepengetahuan keluarganya. Dia melarikan diri diam-diam ke Turki pada November 2014.
Hoda menetap di Kota Raqqa, Suriah, yang saat itu merupakan salah satu dari dua pusat utama basis ISIS sementara basis lainnya adalah Mosul di Irak. Di sana, ia menikah dengan seorang anggota ISIS asal Australia, Suhan Rahman.