Selasa 19 Feb 2019 14:57 WIB

Tolak Pemberian AS, Maduro Terima Bantuan dari Rusia

Venezuela juga menerima bantuan dari Cina dan Kuba.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Krisis Politik Venezuela
Foto: Republika
Krisis Politik Venezuela

REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Rusia akan mengirim 300 ton bantuan kemanusiaan ke Venezuela pada Rabu (20/2). Negara tersebut diketahui tengah dilanda krisis politik dan ekonomi.

Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengklaim bantuan kemanusiaan dari Rusia adalah yang sah. "Pada hari Rabu 300 ton bantuan kemanusiaan yang sah akan tiba dari Rusia," ujarnya pada Senin (18/2), dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.

Baca Juga

Menurut dia, Moskow juga akan mengirim obat-obatan. "Kami membayar mereka," kata Maduro.

Pekan lalu lebih dari 60 kontainer mengangkut 933 ton obat-obatan dikirim ke Venezuela dari luar negeri. Sebagian besar kargo tiba dari Cina dan Kuba.

Maduro diketahui telah menolak bantuan kemanusiaan yang disalurkan Amerika Serikat (AS) melalui perbatasan Kolombia-Venezuela. Dia mengklaim pendistribusian bantuan itu merupakan  bagian dari rencana AS untuk meningkatkan citra di negaranya.

Namun pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido menerima dan menghimpun bantuan tersebut di wilayah perbatasan, tepatnya di Cucuta. Menurut Guaido, relawan Venezuela akan membawa bantuan melintasi perbatasan pada 23 Februari mendatang.

Guaido menilai, bantuan kemanusiaan yang diberikan AS memang sangat dibutuhkan negaranya. "Anak-anak kelaparan dan hampir setiap rumah sakit di Venezuela kekurangan obat-obatan," ujarnya.

Pada 23 Januari lalu, Guaido memproklamirkan diri sebagai presiden sementara Venezuela. Hal itu dia lakukan setelah ratusan ribu warga di sana menggelar demonstrasi menuntut Maduro mundur dari jabatannya.

Kepemimpinan Guaido di Venezuela seketika diakui AS. Langkah AS mengakui kepemimpinan Guaido dilakukan pula oleh Israel dan Australia. Saat ini negara-negara Eropa pun ikut membuntuti AS.

Maduro telah menyatakan kesediaannya untuk berunding dengan oposisi tanpa prasyarat apa pun. Namun tawaran itu ditanggapi dingin oleh oposisi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement