Selasa 19 Feb 2019 15:11 WIB

Asosiasi Islam Cina Bantah Laporan Penindasan Muslim Uighur

Ada sekitar 20 ribu Muslim di Beijing dan semuanya bebas beribadah di masjid.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Budi Raharjo
Muslim Uighur
Foto: EPA/Diego Azubel
Muslim Uighur

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Asosiasi Islam Cina (CIA) meminta pemerintah Cina tak mendiskriminasi dan menganiaya Muslim minoritas di negeri tirai bambu itu. Wakil Presiden CIA yang mewakili 10 organisasi Islam di Cina, Abdul Amin Jin Rubin, mengatakan umat Islam di Cina menikmati kebebasan mempraktikkan kepercayaan agamanya sebagaimana diatur dalam konstitusi negara.

Ia menolak laporan tentang perlakuan buruk terhadap Muslim Uighur di Xinjiang. "Di Beijing dan di wilayah lain di mana Muslim tinggal, kita semua bebas mempraktikkan agama kami,” kata Abdul Amin seperti dilansie The Star Online pada Selasa (19/2).

Cina tengah menghadapi kritik tajam atas dugaan penganiayaan terhadap minoritas Muslim di negara itu. Sejumlah besar warga Uighur diduga ditahan di kamp-kamp. Cina membantah tudingan tersebut dan menyebut kamp-kamp itu sebagai pusat pelatihan pendidikan kejuruan yang digunakan dengan tujuan mengurangi ekstremisme dengan mengajar penduduk tentang hukum dan membantu mereka belajar bahasa Mandarin serta mengasimilasi mereka dengan masyarakat arus utama.

Menurut Abdul Amin, ada sekitar 20 ribu Muslim di Beijing dan semuanya bebas beribadah di masjid. Selain itu terdapat banyak operator makanan halal yang tersedia untuk melayani komunitas Muslim di sana.

“Pemerintah Cina telah memberikan banyak dukungan dan bantuan untuk restoran halal. Mereka bebas makan-makanan halal dan pergi ke restoran," katanya.

Dia juga mencatat pemerintah Cina telah memberikan perlakuan istimewa kepada umat Islam, yakni dengan mengizinkan mereka yang telah meninggal untuk dikuburkan. Sebab kebijakan pemerintah untuk orang yang telah meninggal adalah dengan cara dikremasi.

“Pemerintah Cina telah memberikan beberapa perlakuan istimewa bagi umat Islam di sini. Aspek lain adalah adat penguburan di mana kebijakan standardnya adalah kremasi. Beberapa tahun yang lalu, daerah pemakaman Muslim kehabisan ruang tetapi pemerintah setempat menghabiskan cukup banyak uang untuk membeli sebidang tanah lagi bagi penguburan Muslim. Ini hanya beberapa contoh bagaimana pemerintah Cina membantu Muslim di sini,” katanya.

Abdul Amin mengatakan CIA bersama dengan asosiasi Islam lainnya di tingkat nasional dan provinsi melakukan yang terbaik untuk menafsirkan ajaran Islam. Cara ini juga untuk memastikan bahwa orang untuk berkeyakinan tidak dipengaruhi oleh ekstremisme dan terorisme.

“Kami ingin mengajarkan perdamaian, toleransi, dan persatuan dan mendidik saudara-saudara Muslim kami dengan semangat Islam yang sebenarnya. Dalam Alquran, dilarang mengambil nyawa orang lain,” katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement