REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani meminta swasta terlibat dalam perancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan menampung saran dan feedback dari pengusaha untuk membentuk APBN yang sehat.
Sri Mulyani mengakui, 2018 bukanlah tahun yang mudah dikelola karena banyak terjadi peristiwa tidak terduga. Di antaranya, kenaikan harga minyak, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan kenaikan suku bunga oleh bank sentral Amerika. "Perang dagang Cina dan Amerika juga ada eskalasi meningkat," katanya dalam acara Dialog Ekonomi dan Kebijakan Fiskal di Jakarta, Selasa (19/2).
Geopolitik dan geoekonomi di global bergerak sangat cepat pada tahun lalu. Kondisi ini akan mempengaruhi seluruhnya, dari segi psikologi, sentimen hingga kebijakan riil. Tidak hanya di tingkat pemerintah, juga di level individu dan korporat.
Dalam suasana tersebut, Sri menilai, APBN 2018 yang ditutup dengan baik adalah kombinasi antara prestasi dan berkat. Oleh karena itu, ia menyampaikan rasa terima kasih kepada berbagai pihak. Khususnya pada dunia usaha yang patuh untuk membayar pajak dan kerja keras Direktorat Jenderal Pajak maupun Kepabeanan dan Cukai.