REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia secara resmi telah mendaftar menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. Selain pemerintah, induk organisasi olahraga yang ada di Indonesia menjadi ujung tombak untuk memuluskan langkah besar tersebut. Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Erick Thohir meminta kepada cabang olahraga untuk mendukung dengan cara sering menggelar kejuaraan internasional.
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB.PRSI), Harlin Raharjo ketika dihubungi Republika.co.id, Rabu (20/2), menyatakan mendukung pencalonan Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.
“Kami mendukung pencalonan ini, karena ini menjadi kebanggaan kita sebagai bangsa Indonesia. Jika nanti kita dipercaya menjadi tuan rumah akan membawa dampak positif lain di luar olahraga seperti pariwisata, ekonomi, perdagangan, dan lain-lain,” kata dia.
Harlin menjelaskan, sebelum mencalonkan diri, Indonesia harus benar-benar siap dalam segala hal, yakni infrastruktur, SDM, dan lain-lain. Ini juga harus tidak memberatkan keuangan negara dan tidak perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Mengenai permintaan Ketua KOI untuk sering menggelar kejuaraan berskala internasional, Harlin menegaskan, PRSI siap menjadi tuan rumah kejuaraan internasional.
“Ajang Indonesia Open Aquatic Championship sdauh rutin di gelar sejak tahun 2017 setiap Desember. Ada juga Festival Akuatik tiap April sebagai agenda tahunan rutin kejuaraan internasional yang diikuti oleh empat cabor (renang, polo air, renang artistik dan loncat indah),” kata dia.
Selain yang sudah rutin seperti yang disebutkan di atas, menurut Harlin, PRSI merencanakan untuk menggelar kejuaraan-kejuaraan internasional lainnya. PRSI, kata dia, sedang mengupayakan Indonesia menjadi salah satu tuan rumah seri kejuaraan dunia.
“Kami akan memanfaatkan Stadion Akuatik GBK yang megah itu untuk menjadi tuan rumah. Stadion Akuatik di GBK sudah standar internasional, saat Asian Games lalu terjadi pemecahan rekor dunia, dan rekor ini diakui. Kita akan maksimalkan Stadion GBK dengan memperbanyak event internasional,” paparnya.
Harlin melanjutkan kalau pada Festival Akuatik pada April nanti akan diikuti peserta dari Jepang. Perenang Jepang saat ini sudah banyak yang menjadi atlet elite dunia. Ini sebuah kesempatan baik untuk belajar prestasi, sekaligus meningkatkan kepercayaan Indonesia di mata dunia.
Bahkan untuk tahun ini PRSI untuk pertama kalinya akan menggelar South East Asian Masters Swimming Championships yang pertama di dunia. Ajang yang akan digelar 30-31 Maret di GBK Aquatic Stadium ini baru pertama kalinya digelar.
“Semua ajang internasional yang kita gelar nantinya itu selain untuk memberi kesempatan latih tanding atlet kita. Ini juga untuk memanfaatkan sarana kolam renang peninggalan Asian Games 2018. Kolam renang ini bisa menjadi ajang promosi kita untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032, bahwa kita mampu menjadi tuan rumah,” ujar Harlin.