REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Wahyu Setiawan, mengatakan pihaknya merekomendasikan tidak ada nonton bareng (nobar) di lokasi debat pilpres. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi risiko keamanan di lokasi nobar tersebut.
"Atas masukan TKN Jokowi-Ma'ruf dan BPN Prabowo-Sandiaga Uno, kami rekomendasikan agar nobar yang difasilitasi oleh KPU ditiadakan. Rekomendasi ini kami sampai untuk mengurangi risiko (keamanan)," ujar Wahyu kepada wartawan di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (20/2).
Menurut Wahyu, bukan berarti KPU melarang adanya kegiatan nobar. Rekomendasi ini hanya berlaku untuk acara nobar yang difasilitasi KPU di dekat lokasi debat.
"Kami hanya meniadakan fasilitas nobar itu. Pertimbangannya, toh tanpa fasilitasi dari KPU, kelompok masyarakat, kemudian TKN dan BPN, serta relawan juga sudah menyelenggarakan nobar sendiri-sendiri bahkan sampai lapisan paling bawah," ungkap Wahyu.
Sehingga, tanpa difasilitasi oleh KPU, masyarakat dan simpatisan sudah melakukan kegiatan nobar secara mandiri. Namun, meski usulan KPU ini sudah dibahas dalam evaluasi debat kedua pilpres pada Rabu siang, hal tersebut belum diputuskan.
Wahyu mengatakan jika hal ini masih berupa opsi. "Kami kaji dulu bersama, dan kami akan putuskan dalam rapat selanjutnya, apakah kegiatan nobar itu masih perlu diadakan atau ditiadakan," tegas Wahyu.
Sebagaimana diketahui, ledakan sempat terjadi di lokasi nobar debat kedua pilpres di Parkir Timur Senayan pada Ahad (17/2) lalu. Ledakan terjadi pada saat capres Jokowi sedang memaparkan visi dan misi bidang energi-pangan, SDA-lingkungan hidup dan infrastruktur. Ledakan terjadi sebanyak tujuh kali dan berlokasi di dekat para pendukung capres Prabowo.