REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pulau Lombok di Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki ambisi menjadi destinasi wisata medis atau medical tourism. Keinginan ini didasarkan pada potensi pasar yang cukup menggiurkan. Hal itu tergambar saat penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Dinas Pariwisata (Dispar) NTB dengan empat rumah sakit (RS) yang ada di Kota Mataram.
"Hari ini kita MoU dengan empat direktur RS di Kota Mataram, kita ingin mengembangkan wisata medis, kita ingin seperti di Penang," ujar Faozal usai penandatangan nota kesepahaman di Hotel Lombok Raya, Mataram, NTB, Rabu (20/2).
Penang yang dimaksud tentu sebuah negara bagian di Malaysia yang memiliki reputasi sebagai salah satu tempat tujuan berobat para pesohor dari Indonesia. Menurut Faozal, Lombok memiliki potensi besar mengikuti jejak Penang dalam menarik para pasien yang hendak berobat dan juga berwisata.
"Kita juga punya potensi, kenapa tidak Lombok kita buat sebagai wisata medis, tentu dengan sejumlah persiapan dan pembenahan," kata Faozal.
Proses penandatanganan nota kesepahaman merupakan langkah awal Lombok dalam menuju branding wisata medis.
Direktur Utama RSUD NTB Lalu Hamzi Fikri sependapat dengan Faozal. Menurut Hamzi, potensi pengembangan wisata medis begitu terbuka bagi Lombok.
"NTB ini potensi untuk wisata medis, peluang yang belum kita tangkap, peluangnya besar, Kemenkes (Kementerian Kesehatan) juga sudah mendorong itu," ucap Hamzi.
Hamzi menjelaskan, RSUD NTB saat ini sendiri telah memiliki fasilitas unggulan yakni adalah radioterapi untuk penderita kanker. Layanan radioterapi, kata Hamzi, hanya memiliki 19 RS di Indonesia, dan RSUD NTB salah satunya.
"Ini bisa menjadi unggulan kita dalam wisata medis," kata Hamzi.