REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM Kasus rabies akibat gigitan anjing liar di Nusa Tenggara Barat (NTB) terus bertambah dan semakin meluas. Kepala Dinas Kesehatan NTB dr Nurhandini Eka Dewi di Mataram, Rabu (20/2) mengatakan, saat ini jumlah rabies telah mencapai 761 kasus. Jumlah terbanyak berada di Kabupaten Dompu yakni 714 kasus, Sumbawa 21 kasus dan Bima 26 kasus. "Yang terbaru positif rabies di Kabupaten Sumbawa ada empat kasus, sedangkan Bima tidak ada," ungkapnya.
Ia mengatakan, akibat rabies tersebut Kabupaten Dompu dan Sumbawa ditetapkan kejadian luar biasa (KLB). "Kita sudah membagikan serum anti rabies dan vaksin rabies di daerah terdampak rabies," ujar Nurhandini.
Menurutnya, pembagian vaksin dan serum anti rabies tersebut dilakukan agar virus rabies akibat gigitan anjing liar tidak sampai ke otak. Sebab, jika virus rabies sudah sampai ke otak, maka akibatnya fatal bagi penderitanya.
"Selain pembagian vaksin dan serum antirabies, kami bersama kabupaten kota sudah melakukan eliminasi anjing-anjing liar. Terpantau secara masif eliminasi dilakukan di Kabupaten Dompu, Bima dan Sumbawa sebagai daerah terdampak," terangnya.
Mantan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah ini menyampaikan kasus rabies itu hanya meluas di kabupaten/kota di Pulau Sumbawa. Sedangkan, Pulau Lombok masih belum ada ditemukan rabies. "Insya Allah, Lombok masih aman dan itu terbukti dari beberapa pemeriksaan anjing yang dilakukan, hasilnya negatif," katanya. Berdasarkan data Dinas Kesehatan NTB, enam orang dinyatakan meninggal dunia di Kabupaten Dompu sebagai lokasi pertama ditemukannya kasus rabies di NTB.